Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta dan Rindu di Tanganmu

26 Desember 2017   13:33 Diperbarui: 27 Desember 2017   17:25 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau memberikan bibit cinta dan rindu. Kau menyiramnya dengan setulus hati serta kasih sayang. Hingga cinta dan rindu tumbuh dengan baik. Bahkan sesekali kau memberikannya pupuk cemburu. Agar mereka tumbuh dengan subur.

Tetapi saat cinta dan rindu bertumbuh sempurna, kau memangkasnya tanpa ampun. Bersih tak bersisa.

Lalu kau menyiram dan memupuknya kembali, hingga mereka tumbuh kembali. Cinta dan rindu ada kembali, tumbuh kembali.

Begitulah terus menerus.

Oh,

Tahukah kau?

Betapa sakitnya saat kau memangkas cinta dan rindu itu? Mereka mengalami luka.

Lalu dalam luka mereka bertumbuh kembali,

Luka lagi.

Bertumbuh kembali?

Cinta dan rindu ini merasakan riang, lalu nestapa. Begitulah terus menerus.

Mereka merasa, dirinya tak akan pernah menjadi sesuatu yang sempurna, meski kau merawatnya dengan baik, menyiramnya baik pula. Bahkan memupuknya dengan yang terbaik.

Mereka tak akan pernah tumbuh menjadi liar untuk menemukan jati dirinya. Mereka akan selalu patah dan patah. Luka demi luka. Lalu tumbuh, patah, luka, tumbuh, patah, luka, oh.

Cinta dan rindu di tanganmu,

: menyisakan lara.

Semarang, 26 Desember 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun