Mereka merasa, dirinya tak akan pernah menjadi sesuatu yang sempurna, meski kau merawatnya dengan baik, menyiramnya baik pula. Bahkan memupuknya dengan yang terbaik.
Mereka tak akan pernah tumbuh menjadi liar untuk menemukan jati dirinya. Mereka akan selalu patah dan patah. Luka demi luka. Lalu tumbuh, patah, luka, tumbuh, patah, luka, oh.
Cinta dan rindu di tanganmu,
: menyisakan lara.
Semarang, 26 Desember 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H