"Duh, Jena, mengapa kau selalu galak? Nanti cepat tua loh,"
Pecahlah tawaku.Â
"Kita putus, Sandi,"
"Loh, kapan kita jadian?" serunya. Terdengar suara kerupuk yang diremuk dari seberang sana. Dia memang selalu usil. Apa saja dilakukan untuk bisa membuatku tertawa.
"Nggak lucu," kataku.
"Aku mencintaimu,"
Ada jeda waktu. Terlalu shock aku mendengar katanya barusan. Dia mencintaiku? Benarkah?
**
Saatnya Wisuda. Dia membawa bunga, untukku kah?
"Selamat Jena, kau lulus."
"Terimakasih,"