Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jena, Aku Mencintaimu, Katanya

26 Agustus 2016   15:26 Diperbarui: 26 Agustus 2016   15:48 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, Erenmu, membuatku nyaris patah hati!"

**

Dua Minggu Yang Lalu

Hatiku Nyaris Patah. Kamar kos yang telah kuhuni selama satu tahun terakhir ini, sebentar lagi kutinggalkan. Shasha teman satu kos membantu membereskan barang-barang milikku untuk dikemas. Sebentar lagi aku wisuda, jadi, aku mulai mengurangi barang untuk kukirim pulang. Mama meminta agar aku pulang, setelah selesai wisuda mencari pekerjaan tak jauh darinya dan menemaninya. Tak salah kan jika aku mengiyakan kemauan mama. Meski berat rasanya meninggalkan kota ini. Memori yang diberikan terlalu banyak. Termasuk.... dia!

Dimatanya aku tak bermakna apa-apa. Dia hanya inginkanku saat perlu. Dia tak pernah berubah.

Ah, sudahlah! Aku memang sudah berkeinginan untuk melupakan. Tapi, untuk saat ini, aku belum mampu. Butuh waktu.

Telepon Berdering. Nomor asing. Aku jarang sekali mau menerima nomor telepon yang belum kusimpan di handphone. Tapi entah kenapa, kali ini jariku menekan tombol hijau. Suara laki-laki, tentu saja aku mengenalnya. Mengapa nomornya ganti?

"Hai, apa kabar, Jena?"

"Kamu?" kataku terkejut.

"Iya, ini aku, maafkan aku, "

"Mengapa harus minta maaf? Kau sudah kumaafkan,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun