Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Tentang Pertengahan Mei

16 Mei 2016   23:09 Diperbarui: 17 Mei 2016   01:26 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tapi mengapa kau tak mau tinggal?"

"Ah, sudahlah, tak akan selesai membahasnya. Aku sudah boleh makan belum? Aku lapar. Nampaknya masakanmu enak sekali, Ara. Kau memang pandai memasak. Aku menyukai masakanmu. Beda denganku, aku tak pandai memasak,"

"Tapi kau wanita tercantik yang aku kenal, kau Pingkanku." Tak terasa ada buliran air menetes dari mata Ara. Hanya setetes, tapi begitu sangat membuatku gugup. "Apakah aku telah menyakitinya?" batinku.

"Ara, kau minta hadiah apa dariku? Apapun, asal kau tak memintaku tinggal,"

Seperti tahun sebelumnya, ia hanya menggeleng. Aku tahu, ia masih berharap, bahwa suatu saat akan tinggal bersamanya. Hem....

Ara mulai mengambil sajian dari atas meja, lalu ditaruh di atas piringku. Dua roll sushi isi smoke beef kesukaanku. 

Aku mengucapkan terimakasih kepadanya dan mulai menyantap sajian sushi. Masakan Ara tak ada duanya. Selalu istimewa.

"Ara, boleh aku bilang sesuatu?"

"Apa?"

"Mengapa sampai sekarang kau tak mencari penggantiku? Apakah aku terlalu istimewa untukmu?"

"Duh, pakai nanya, ya jelas dong kau istimewa, sayang," jawabnya sambil memencet hidungku. "Kau aneh Pingkan." Ara tertawa. Suara derai tawanya terdengar merdu. Hatiku merasa lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun