Aku hanya bisa bilang, mengapa bukan aku, yang telah lebih dulu menghuni hatimu? Mengapa dia? Mengapa dia yang datang belakangan, bahkan aku tak pernah sekalipun melihatnya bersamamu?
Dens, hatiku telah terkoyak, tapi aku tak bisa mengambil hatiku yang telah terambil olehmu, kau menyimpannya, kau menguncinya, hingga aku hanya memiliki separuh hati yang tertinggal. Aku terluka, aku terkoyak.
Â
Dan akhirnya, aku ada, kamu ada, dalam ruang yang berbeda dan dunia yang berbeda, meski aku bisa melihatmu, kau bisa melihatku, tapi tak bisa mendekat.
***
Â
Semarang, 17 Februari 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H