Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seniman Keren (1)

24 Juli 2015   23:52 Diperbarui: 28 Juli 2015   04:47 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Setelah kejadian itu, hampir aku tak bisa tidur. Aku teringat selalu wajahnya. Bagaimana cara ia melukis, gaya manyunnya, juga gaya sok-sokannya itu. Semua melekat di kepala. Tak mau hilang. Mana mungkin aku jatuh cinta pada seniman keren itu? Duh, bagai simalakama. Aku seorang model, tak boleh sembarangan jatuh cinta, apalagi pada seniman keren, sang pelukis itu. Auk ah. Aku malas memikirkannya.

***

Tiar menelpon, aku diminta datang ke Yosi. Segera ku iyakan. Yosi, seniman keren, ia mau melukisku kembali. Ini kali ke tujuh, ia memintaku untuk menjadi modelnya. Tak mau ganti, begitu katanya. Aku sih okey saja, asal bayaran yang ia kasih sesuai. Tapi lama-lama aku tak tega. Baiklah kali ini bonus tak apa. Tiar kusuruh bilang padanya. Tapi Yosi bilang, jangan, karena itu berarti tak profesional. Baiklah, bila itu maunya. Aku sebenarnya senang bila ia mengiyakan mauku.

***

"Kamu tak bosan melukisku?"

 "Siapa bilang aku bosan?"

 "Bukan, aku menanyakan itu padamu."

 "Oh, nggak, aku tak pernah bosan. Bahkan kamu bagai soulmate buat kanvasku. Tanganku menari-nari dengan sendirinya tanpa harus kusuruh. Ia bagai mengikuti arus jiwamu. Kau sempurna. Baiklah, finish. Terimakasih ya cantik, kau boleh pulang."

 Aku tersenyum lega, sudah boleh bergerak.

 "Yosi, aku pulang."

 "Kau tak menciumku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun