Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulan Sabit Seperti Senyuman

26 Agustus 2014   05:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:33 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini sepi. Langit terang, bintang kerlap-kerlip. Hanya ada aku dan kamu. Masing-masing dalam lamunan. Hening. Lalu tiba-tiba kita berkata dengan kata yang sama.

"Kamu..?"

Lalu hening kembali. Masing-masing menunggu. Hingga saatnya kembali kita berkata, dengan kata yang sama seperti tadi.

"Kamu dulu.." Lalu kita tertawa bersama. Mentertawakan hal yang lucu barusan. Kita berkata dalam kata yang sama, pada saat yang bersamaan pula.

"Kamu ingin bilang apa?" tanyaku.

"Aku nggak ingin bilang apa-apa. Hanya saja aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu."

"Apa?"

"Lihat ke langit! Di sana ada bulan sabit melengkung seperti senyuman. Indah sekali, seperti senyummu." katamu sambil menunjuk ke langit. Akupun melihat langit. Benar saja, bulan sabit. Seandainya aku bisa terbang ke langit, aku ingin duduk di bulan melengkung seperti senyuman, layaknya dalam ayunan.

"Ayo kita terbang ke langit," katamu seperti tahu apa yang kupikirkan dalam hati.

"Bagaimana bisa? Caranya?" tanyaku.

"Gampang, pejamkan matamu. Pegang tanganku. Kita terbang bersama ke langit. Rasakan, bahwa kita akan sampai ke langit."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun