Mohon tunggu...
wahyu indra
wahyu indra Mohon Tunggu... -

Pegawai Swasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Polemik dan Debat-debat A. Hassan

12 Juli 2017   16:49 Diperbarui: 12 Juli 2017   16:53 3028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesepuluh, Tamar Djaja mencatat bahwa A. Hassan pernah berpartisipasi dalam debat dengan beberapa intelektual Belanda -- Kristen, misalnya Dierhuis, Elsink, dan Shoemaker, tentang Islam dan ke-Kristenan. Beliau diberitakan sukses memberika jalan bagi Shoemaker untuk memeluk agama Islam dan kemudia menjadi teman dekatnya. Tentang kristologi sendiri A. Hassan tercatat pernah membantah sebuah buku berjudul "Isa di Dalam Al Qur'an" yang ditulis oleh seorang propagandis Kristen bernama Rifau Boerhanoeddin. Tentang ini dapat dibaca pada karya Beliau berjudul "Bibel Lawan Bibel".

Kesebelas, debat dengan Menteri Agama tentang penetapan miqat bagi jamaah Haji. Debat ini direncanakan oleh Persatuan Haji Indonesia. Menurut Tamar Djaja, debat akhirnya dibatalkan karena sulit sekali untuk mengubah miqat yang secara dormal telah ditentukan oleh Pemerintah Indonesia dan dijalankan sejak lama oleh umat Islam di Indonesia. Pandangan A. Hassan mengenai miqat sendiri dapat dibaca di "Risalatul Hajj".

Keduabelas, dalam salah satu artikelnya, situs Jejak Islam untuk Bangsa mencatat bahwa pernah terjadi polemik yang tajam antara A. Hassan dengan Buya HAMKA yang berlangsung hampir berbulan-bulan. Bahkan A. Hassan sampai menulis satu nomor khusus di Majalah Al Lisaan dengan judul "Pengajaran Bahasa Arab untuk Buya Hamka" dan membagikannya secara gratis kepada masyarakat.

Dari keseluruhan debat dan polemik yang tercatat tersebut tak penah sekalipun A. Hassan kalah atau mengaku kalah dari lawan-lawannya. Setiap muncul bantahan dari lawannya, sesegera mungkin setelah Beliau mengetahuinya Beliau akan bantah balik dengan lebih keras lagi. Sikap keras dan alot Beliau dalam berdebat dan berpolemik ini tak jarang membuat segan lawannya, seperti terlihat dari sikap enggan Hasbi dalam memenuhi tantangan debat dari A. Hassan. Buya HAMKA sendiri dalam bukunya "Kenang-Kenangan Hidup" pernah mengeluhkan kerasnya sikap dan tajamnya lisan dari A. Hassan ini.

Dibalik kehebatan A. Hassan dalam berdebat, ada riwayat menarik yang menceritakan bahwa A. Hassan pernah kalah berdebat. Riwayat tersebut tercatat dalam buku Api Sejarah karya sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara. Cerita tersebut ada dalam Api Sejarah jilid 1 halaman 492 (yang ada pada kami versi cetakan kelima April 2012).

Riwayat tersebut menceritakan debat yang terjadi antara A. Hassan dengan Mama Adjengan Gedong Pesantren Sukamiskin dan KH. Hidajat. Tema yang diambil tentang bid'ah. Diceritakan pula bahwa dalam debat tersebut ada persyaratan bahwa siapa saja pihak yang kalah dalam maka dia harus meninggalkan kota Bandung.

Diceritakan bahwa dalam debat A. Hassan menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak mengikuti petunjuk Rasulullah, menambah atau mengurangkan adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah dhalalah, dan ini bersumber dari hadits shahih.

Mama Adjengan Sukamiskin dan KH. Hidajat kemudian bertanya kepada A. Hassan : "Apakah Rasulullah pernah mengajarkan dan menjelaskan adanya hadits shahih atau dha'if ?"

A Hassan menjawab : "Tidak pernah."

A Hassan ditanya lagi : "Lalu siapa yang mengategorisasikan hadits menjadi shahih atau dha'if, dan lain-lainnya ?"

A Hassan menjawab : "Imam Bukhari dan Imam Muslim."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun