Mohon tunggu...
Wahyu Wibisono
Wahyu Wibisono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka

Saya seorang mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Prof.Dr. Hamka, jurusan advertising

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Baru Interaksi Sosial di Era Media Sosial, Perspektif Analisis Fenomena Komunikasi Sosial Culture Cancel

5 Juli 2024   23:36 Diperbarui: 5 Juli 2024   23:36 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, " cancel culture " memainkan peran yang penting dalam membentuk pola interaksi sosial dimedia sosial Insatgram. Sementara itu bisa mempromosikan kesadaran dan perubahan sosial, itu juga bisa menekan kebebasan berbicara dan menciptakan dinamika sosial yang tidak sehat. Memahami dampak ini penting untuk mengembangkan strategi yang dapat memanfaatkan aspek positif dari " cancel culture " sambil mengurangi efek negatifnya.

Salah satu kasusnya yang menarik perhatian publik di Indonesia belakangan ini terjadi melibatkan Rizky Billar, seorang aktor dan presenter yang dituduh melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap istrinya Lesti Kejora. Kasus ini mendapatkan perhatian luas dimedia sosial khususnya Instagram, dengan banyak pengguna yang menyuarakan boikot terhadap Rizky Billar serta produk atau acara yang terkait dengannya. Akibat dari kasus ini, Rizkt Billar mengalami penurunan jumlah pengikut dimedia sosial Instagram dan beberapa kontrak dengan merek dan acara televisi terpaksa dihentikan.

Analisis Fenomena Komunikasi Sosial "Cancel Culture"

  • Mobilisasi Opini Publik :

Kasus ini menunjukkan bagaimana video yang viral dapat mempengaruhi reaksi emosional yang kuat dari pengguna Instagram. Reaksi ini termasuk ajakan untuk menghentikan dukungan dan mengecam publik figur yang terlibat dalam tindakan kontroversial. Ini mencerminkan bagaimana budaya pembatalan memobilisasi opini publik untuk merespons perilaku yang dianggap tidak pantas atau merugikan.

  • Penyebaran Cepat dan Efek Viral :

Video tersebut menyebar dengan cepat di Instagram, menunjukkan bagaimana platform ini memungkinkan informasi untuk tersebar dengan cepat di antara pengguna. Fitur-fitur seperti fitur berbagi dan story memainkan peran penting dalam mempercepat penyebaran konten kontroversial dan meningkatkan paparan publik terhadap konten tersebut.

  • Seruan Boikot dan Dampak pada Citra Publik :

Reaksi yang dihasilkan dari kasus ini melibatkan ajakan untuk menghentikan dukungan terhadap Rizky Billar, serta menunjukkan penurunan signifikan dalam popularitasnya di media sosial Instagram. Ini menyoroti bagaimana "cancel culture" dapat memiliki dampak langsung terhadap citra publik seseorang dan mempengaruhi perilaku pengguna lainnya.

Implikasi dari kasus ini

  • Pengaruh Terhadap Karir dan Citra Publik:

 Kontroversi ini menunjukkan bagaimana tindakan kontroversial di media sosial dapat langsung mempengaruhi karir dan citra publik seseorang. Rizky Billar mengalami penurunan popularitas dan konsekuensi bisnis, seperti pemutusan kontrak dengan merek-merek yang bekerja sama dengannya. Ini mengingatkan kita akan pentingnya pertimbangan etika dan reputasi dalam berinteraksi di dunia maya.

  • Dampak Psikologis dan Personal :

Bagi individu yang terlibat, seperti Rizky Billar dan Lesty Kejora, kontroversi ini juga dapat memiliki dampak psikologis yang besar. Mereka mungkin mengalami tekanan mental dan emosional akibat reaksi publik yang keras dan penilaian yang terbuka di media sosial.

  • Peran Media Sosial dalam Membentuk Opini Publik:

Kasus ini menyoroti peran penting media sosial dalam membentuk opini publik. Diskusi yang luas di Instagram dan platform lainnya menunjukkan bagaimana informasi, baik yang benar maupun yang salah, dapat dengan cepat memengaruhi persepsi dan sikap orang terhadap suatu isu atau individu.

Dalam kasus ini untuk mengatasi dampak negatif dari "cancel culture," penting untuk mempromosikan komunikasi yang terbuka dan adil. Langkah-langkah praktis termasuk memberikan kesempatan bagi individu yang terkena dampak untuk membela diri dan memperbaiki kesalahan mereka, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami konteks sebelum menilai. Selain itu, mendorong diskusi yang sehat dan penuh hormat di media sosial dapat membantu mengurangi suasana toxic dan ketakutan yang berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun