Kecuali praktik demokrasi yang kita terapkan berdasarkan musyawarah dan mufakat sehingga terbuka pertarungan hak bicara berdasarkan perwakilan yang memiliki kompetensi dan keunggulan untuk mempertarungkan ide, gagasan, visi, misi, ideologi dan cita-cita berdasarkan konsep benar dan salah dengan musyawarah dan mufakat, bukan pertarungan hak suara berdasarkan perhitungan voting menang kalah seperti demokrasi kita yang kita praktikkan saat ini.
Demokrasi modern dengan sistem ini tak bisa terhindarkan dari praktik money politic, money buy voter, politik transaksional sampai dengan praktik demokrasi yang hanya bersifat prosedural bukan substansial.
Dalam peradaban manusia, sejarah kompetisi manusia untuk menjadi pemimpin dimulai sejak Adam berkompetisi dengan Iblis dan Iblis merasa lebih pantas dan kompeten dibandingkan Adam karena Iblis terbuat dari api sementara Adam dari tanah.
Karenanya jangan memilih berkompetisi dengan cara lebih pantas dan merasa lebih mulia serta semata karena jumlah yang banyak sebagaimana kesombongan Iblis dan setan, tetapi berpegang teguh lah pada bimbingan dan pengajaran dan pengetahuan dari Tuhan, karena hanya dengan itu kemenangan yang diridhai Allah akan didapatkan. Like & Share!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H