Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cikal Bakal Perintis Kemerdekaan Indonesia

12 November 2017   10:17 Diperbarui: 12 November 2017   11:28 2440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tulisan terdahulu yang berjudul "Apakah Soeharto Layak Menyandang Gelar Pahlawan Nasional"disitu ada disinggung hal Perintis Kemerdekaan Indonesia(jangan disingkat) yang menurut hemat kita perlu juga diturunkan sebuah tulisan untuk mengungkapkan siapa sebenarnya mereka itu.  

Sekarang ini nama Perintis Kemerdekaanitu banyak diabadikan pada nama jalan sampai ke tingkat Kecamatan. Tetapi, banyak sekali orang tidak mengetahui siapa sebenarnya Perintis Kemerdekaan itu. Bahkan, ada yang beranggapan Perintis Kemerdekaan itu sama dengan Veteran.

Sudah pasti tidak sama, Perintis Kemerdekaan itu berbeda dengan Veteran dan perbedaannya terletak pada masa perjuangannya. Perjuangan Veteransesudah Proklamasi sampai datangnya Konperensi Meja Bundar (KMB).

Cikal bakal kaum Perintis Kemerdekaanitu berawal dari Pemberontakan Rakyat di tahun 1926/1927 sampai datangnya Proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam eraini ada empat kelompok yang diakui sebagai Perintis Kemerdekaan Indonesia.

Pertama, mereka yang melakukan Pemberontakan melawan Penjajah Kolonial Belanda di tahun 1926/1927. Lebih dari 10 (sepuluh) Pemberontakan semuanya.

Kedua, mereka Anak Buah Kapal (ABK), semuanya pribumi, yang memberontak diatas Kapal Perang Belanda HR.MS. De Zeven Provincien diawal tahun 1933.

Ketiga,mereka prajurit PETAyang melakukan pemberontakan di Blitar terhadap Tentara Pendudukan Jepang diawal tahun 1945.

Keempat, mereka yang tergabung dalam partai-partai politik pada masa penjajahan Belanda dan terlibat dalam Pergerakan Kebangsaanlalu, sempat ditangkap, dipenjarakan, atau dibuang Belanda ke Boven Digul, Papua, dihulu Merauke.

Keempat komponenitulah yang menjadi teras kaum Perintis Kemerdekaankita tetapi, yang mau kita angkat disini menjadi pembahasan dalam risalah ini adalah komponenyang pertama saja. Tidak mungkin keempat komponenitu dibahas sekaligus dalam satu risalah ringkas seperti yang kita sajikan sekarang ini.

Pemberontakan rakyat melawan penjajahan Kolonial Belanda di tahun 1926/1927 itu berawal dari Pemberontakan Jakarta yang meletus pada tanggal 12 Nopember 1926. Hanya sehari saja dan kemudian dapat ditumpas Belanda.

Belanda merasa terkejut karena besoknya, 13 Nopember 1926, meletus pula di Banten suatu pemberontakan besar. Pemberontakan Bantenini berjalan hampir satu bulan lamanya. Belanda mengalami kesulitan untuk memadamkannya.

Perlawanan ini dibawah pimpinan Kiyai Ageng Asnawi Caringinyang selalu dijuluki Kiyai Caringin.Dia dibantu  oleh menantunya sendiri,  Kiyai Haji Ahmad Khatib, selaku pimpinan pemberontakan. Kemudian Haji Muktiselaku panglima perangnya dan Japarselaku pembawa bendera perang.

Dalam menumpas kaum pemberontak ini Belanda banyak mengalami kerugian materi dan banyak anggota pasukannya yang gugur. Seorang perwira Belanda, Kapten L. Th. Becking, hampir saja tewas dalam suatu pertempuran.

Tetapi, korban dipihak pemberontak pun tidak sedikit. Akhirnya banyak pemimpin pemberontak yang ditangkap dan diantaranya ada yang dibuang oleh Pemerintah Kolonial Belanda ke Boven Digul.

Betapa terkejutnya Belanda, selagi konsentrasimenumpas pemberontakan di Banten ini, tiba-tiba saja pada tanggal 17 Nopember 1926 meletus pula di Solo suatu pemberontakan rakyat.

Pemberontakan Soloini hanya 3 hari saja tetapi selama tiga hari itu Belanda merasa panik karena pemberontakan hampir merambah ke seluruh kota dengan bergeraknya rakyat dari empat sektor.   

Pemberontakan di Solo ini dipicu oleh kemarahan rakyat Solo karena ditangkapnya tokoh kharismatikmereka, H. Misbach, di tahun 1924 dan kemudian dibuang ke Manokwari, Papua dan meninggal disana pada tahun 1925.

Para pemimpin Sarekat RakyatSolo itulah yang menggerakkan rakyat melakukan pemberontakan. Seorang polisi rahasia Belanda dibunuh beserta keluarganya dan rumahnya dibakar.

Tetapi, akhirnya Pemberontakan Soloini dapat dipadamkan oleh Belanda dan semua tokoh-tokoh pemberontak ditangkap, sebagian ada yang dibuang Belanda ke Boven Digul. Yang lainnya dipenjarakan di Solo dan tempat penjara lainnya.

Hampir bersamaan waktunya dengan Pemberontakan Solo ini meletus pula pemberontakan-pemberontakan di tempat lain seperti halnya di Pekalongan, Kedu, Banyumas, Kediri, dan Tegal.

Meski di tempat-tempat itu pemberontakan cepat dipadamkan tetapi kerugian yang ditimbulkannya cukup besar. Pihak Belanda mengalami kerugian personil dan materil. Penjara pada waktu itu penuh dengan tokoh-tokoh pemberontak.

Di Priangan Timur, tepatnya di Ciamis, terjadi juga pemberontakan rakyat. Para pemberontak berhasil membunuh seorang Asisten Resident(Bupati) dan beberapa orang Belanda lainnya.

Setelah Pemberontakan Ciamisdapat dipadamkan dan tokoh-tokoh pemberontak ditangkap semua maka pihak Belanda melakukan eksekusi matiterhadap Egom, Dirja, Hasankarena merekalah yang menghabisi orang-orang Belanda tersebut.

Di luar Jawa yang terkenal adalah Pemberontakan Silungkang, Sumatera Barat. Pemberontakan ini meletus tepat pada pergantian tahun 1926 ke tahun 1927, yaitu tepat tengah malam pada tanggal 1 Januari 1927.

Pemberontakan Silungkang ini adalah pemberontakan yang paling besar diantara semua pemberontakan yang tercatat dalam sejarah. Juga tercatat sebagai suatu pemberontakan paling lama sampai berbulan-bulan. Anehnya lagi ditengah-tengah penduduk Sumatera Barat yang mayoritasMuslim itu ternyata Pemberontakan Silungkang ini didukung oleh mereka dari lintas etnisdan lintas agama.

Sulaiman Labaiadalah pemimpin Pemberontakan Silungkangyang dibantu oleh Kamaruddin Manggulung, Talaha R. Sampono, Saleh Datuk Bagindo Ratu, Alimin, Thaib Ongah, dan seorang Srikandi bernama Salamah, isteri dari Datuk Bagindo Ratu.Masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya yang turut bergabung dalam pemberontakan ini.

Buruh-buruh tambang Sawahlunto dibawah pimpinan Kasan Wijoyodan juga anggota-anggota Sarekat Rakyat Sawahlunto yang dipimpin Rajo Bujangikut membantu pemberontakan ini.

Demikian pula anggota militer Belanda Garnizun Sawahlunto yang membelot kepada Pemberontak turut serta membantu pemberontakan ini. Diantara anggota militer itu tersebutlah nama-nama Sersan Mayor Pontoh, Sersan Rumuat, Sersan Wenas.Ketiganya dari Menado. Satu lagi seorang Kopral Jela-jela Takurunamanya dari Timor Kupang turut juga membantu.

Kota Sawahlunto dikepung oleh para pemberontak pada malam 1 Januari 1927 dari empat penjuru. Dari sektor Silungkang/Pianggu, dari sektor Muara Kalaban, dari sektor Tanjung Ampalu/Padang Sibusuk, dan terakhir dari sektor Taratak Bancah/Tarung-tarung/Siaro-aro.

Pemberontakan pada malam itu kurang sukseskarena yang berhasil masuk ke Kota Sawahlunto hanyalah pasukan dari Sektor Silungkang/Pianggu dan pasukan dari Sektor Tanjung Ampalu/Padang Sibusuk saja. Dengan masuknya pasukan dari dua Sektor ini terjadi juga pertempuran yang cukup sengit walau tak lama.

Bantuan senjata seperti yang dijanjikan oleh Sersan Mayor Pontohcs tidak dapat dipenuhi karena dua hari sebelum pemberontakan semua anggota Garnizun yang pro Pemberontak sudah ditangkap oleh Belanda lebih dahulu. Ada yang berkhianat dengan membocorkan rahasia kepada Komandan Garnizun tentara Belanda.

Buruh Tambang Sawahlunto yang dipimpin Kasan Wijoyosempat dikonsinyeringoleh pihak Belanda karena diantaranya ada yang berkhianat membocorkan akan ikut sertanya buruh tambang dalam pemberontakan. Kasan Wijoyosendiri sempat melarikan diri dan bergabung dengan pihak Pemberontak.

Setelah pemberontakan itu pihak Belanda melakukan penyisiran ke semua Nagari (desa) di sekitar Sawahlunto. Pada tanggal 4 Januari 1927, tengah malam, pihak Belanda mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Letnan Simon, orang Belanda, kearah Tanjung Ampalu, Padang Sibusuk, dan Pamuatan untuk menangkapi para Pemberontak.

Tetapi, ditengah jalan, persis dibawah viaduk, pasukan Lt. Simondihadang oleh kaum Pemberontak dibawah pimpinan Abdul Manapdan Datuk Bijo Dirajo.Dalam pertempuran yang cukup sengit itu banyak anak buah Lt. Simongugur, termasuk pula Lt. Simonsendiri tewas dalam pertempuran itu.

Dalam serangan balasan Belanda berhasil menewaskan Abdul Manap bersama dengan Kasan Wijoyodan Muhammad Yamin(abang kandungnya Kamaruddin Manggulung). Pihak Belanda menggelari Abdul Manapdengan "General" melihat keberaniannya yang luar biasa padahal, Abdul Manapitu sendiri hanyalah seorang guru MULO (SMP).

Berbulan-bulan lamanya Pemberontakan Silungkang baru dapat dipadamkan oleh Belanda. Imbasnya Pemberontakan Silungkang ini cukup besar sehingga terjadi pula pemberontakan di daerah-daerah lainnya seperti di Kota Padang, di PasarAmbacang, Padang Luar Kota/Bukittinggi, dan sebagainya.     

Operasional militerBelanda tidak hanya sampai menumpas pemberontakan saja tetapi juga diperluas dengan melakukan pembersihan. Banyak tokoh-tokoh Sarekat Rakyat di seluruh Indonesia ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara.

Di Kabanjahe, Kab. Karo, Sumatera Utara misalnya, tokoh-tokoh Sarekat Rakyat yang radikalseperti Nerus Ginting Sukadan Nambah Bangundibuang ke Boven Diguldi Papua sana. Selebihnya dipenjarakan di penjara setempat seperti halnya dengan Leman Sebayang Keras Surbaktidan Ngatangse Sembiring. 

Akibat dari Pemberontakan Silungkang itu para Pemberontak yang ditangkap Belanda berjumlah 5.000 (lima ribu) orang dan semuanya dijebloskan kedalam dua penjara yang ada di Sawahlunto, yang kapasitasnyahanya dapat menampung 150 (seratus lima puluh) narapidana per penjara.

Betapa sesaknya kedua penjara itu dapatlah dibayangkan sendiri. Laksana ikan sardencis dalam kaleng saja. Tidur pun sambil berdiri dan siksaan yang seperti itu berlangsung berhari-hari lamanya.

Mengapa begitu kejam Belanda melakukan penyiksaan kepada para Pemberontak tiada lain disebabkan Belanda pada waktu masa pemberontakan itu merasa panikkarena boleh dikatakan pemberontakan rakyat tersebut terjadi secara sporadis.Hampir diseluruh Nusantara terjadi pemberontakan rakyat itu dimana-mana.  

Bukan hanya kerugian materil saja tetapi juga kerugial personiljuga dialami oleh Belanda. Banyak perwira-perwira Belanda dan serdadu-serdadu pribumi yang mati didalam pertempuran menumpas para Pemberontak sehingga ini menjadi salah satu penyebab mengapa Belanda begitu kejam terhadap Pemberontak.

Sekalipun perjuangan rakyat yang melakukan pemberontakan itu belum semuanya dapat diceritakan disini mengingat muatannya cukup luas namun, terpaksa jualah diakhiri sampai disini. Penulis akan melanjutkannya pada kesempatan lain dengan judul yang lain pula.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun