Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cikal Bakal Perintis Kemerdekaan Indonesia

12 November 2017   10:17 Diperbarui: 12 November 2017   11:28 2440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi, ditengah jalan, persis dibawah viaduk, pasukan Lt. Simondihadang oleh kaum Pemberontak dibawah pimpinan Abdul Manapdan Datuk Bijo Dirajo.Dalam pertempuran yang cukup sengit itu banyak anak buah Lt. Simongugur, termasuk pula Lt. Simonsendiri tewas dalam pertempuran itu.

Dalam serangan balasan Belanda berhasil menewaskan Abdul Manap bersama dengan Kasan Wijoyodan Muhammad Yamin(abang kandungnya Kamaruddin Manggulung). Pihak Belanda menggelari Abdul Manapdengan "General" melihat keberaniannya yang luar biasa padahal, Abdul Manapitu sendiri hanyalah seorang guru MULO (SMP).

Berbulan-bulan lamanya Pemberontakan Silungkang baru dapat dipadamkan oleh Belanda. Imbasnya Pemberontakan Silungkang ini cukup besar sehingga terjadi pula pemberontakan di daerah-daerah lainnya seperti di Kota Padang, di PasarAmbacang, Padang Luar Kota/Bukittinggi, dan sebagainya.     

Operasional militerBelanda tidak hanya sampai menumpas pemberontakan saja tetapi juga diperluas dengan melakukan pembersihan. Banyak tokoh-tokoh Sarekat Rakyat di seluruh Indonesia ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara.

Di Kabanjahe, Kab. Karo, Sumatera Utara misalnya, tokoh-tokoh Sarekat Rakyat yang radikalseperti Nerus Ginting Sukadan Nambah Bangundibuang ke Boven Diguldi Papua sana. Selebihnya dipenjarakan di penjara setempat seperti halnya dengan Leman Sebayang Keras Surbaktidan Ngatangse Sembiring. 

Akibat dari Pemberontakan Silungkang itu para Pemberontak yang ditangkap Belanda berjumlah 5.000 (lima ribu) orang dan semuanya dijebloskan kedalam dua penjara yang ada di Sawahlunto, yang kapasitasnyahanya dapat menampung 150 (seratus lima puluh) narapidana per penjara.

Betapa sesaknya kedua penjara itu dapatlah dibayangkan sendiri. Laksana ikan sardencis dalam kaleng saja. Tidur pun sambil berdiri dan siksaan yang seperti itu berlangsung berhari-hari lamanya.

Mengapa begitu kejam Belanda melakukan penyiksaan kepada para Pemberontak tiada lain disebabkan Belanda pada waktu masa pemberontakan itu merasa panikkarena boleh dikatakan pemberontakan rakyat tersebut terjadi secara sporadis.Hampir diseluruh Nusantara terjadi pemberontakan rakyat itu dimana-mana.  

Bukan hanya kerugian materil saja tetapi juga kerugial personiljuga dialami oleh Belanda. Banyak perwira-perwira Belanda dan serdadu-serdadu pribumi yang mati didalam pertempuran menumpas para Pemberontak sehingga ini menjadi salah satu penyebab mengapa Belanda begitu kejam terhadap Pemberontak.

Sekalipun perjuangan rakyat yang melakukan pemberontakan itu belum semuanya dapat diceritakan disini mengingat muatannya cukup luas namun, terpaksa jualah diakhiri sampai disini. Penulis akan melanjutkannya pada kesempatan lain dengan judul yang lain pula.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun