Lebih kurang ada 300 orang konglomerat yang dicetak oleh Soeharto selama dia berkuasa. Berarti setiap tahunnya ada 10 orang konglomerat yang diproduksi oleh Soeharto.
Di Luar Negeri untuk melahirkan seorang konglomerat butuh waktu 25 tahun lamanya tetapi di Indonesia dalam setahun bisa mencetak sepuluh orang konglomerat. Prestasi yang luar biasa !
Meskipun demikian, bukan persoalan itu yang ingin kita bahas pada risalah ini tetapi menyangkut dengan layak tidaknya Soeharto diberi gelar sebagai Pahlawan Nasional. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Soeharto memang tidak layak mendapat gelar Pahlawan Nasional.
Pernah sebagai tentara KNIL Belanda. Melakukan makar terhadap Presiden yang sah dengan melanggar ketentuan yang terdapat dalam "Super Semar". Sengaja melakukan genosida dengan membiarkan pembantaian orang-orang komunis oleh mereka "pemburu-pemburu parit". Ekonomi Pembangunan Indonesia dikuasai oleh cukong-cukong konglomerat China.
Namun, ada satu hal yang kita sendiri boleh memberikan penghargaan besar pada Soeharto. Dia pantas diberi gelar "Bapak Penyelamat Bangsa". Kalau tidak ada dia, jika Soekarno masih berkuasa, mungkin sudah terjadi "Perang Saudara" dikalangan kita sendiri sesudah G.30.S/Gestapu/Gestok itu meletus. Â
Pemberian gelar itu harus diberikan oleh Negara secara resmi dalam suatu upacara dan penghargaan itu harus disampaikan kepada keluarganya yang ada di Cendana. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H