Sila ke-2 Â + Â Sila ke-3 Â + Â Sila ke-4 Â = Â Â Berdaulat dibidang politik
Sila ke-2 Â + Â Sila ke-3 Â + Â Sila ke-5 Â = Â Â BerdikariÂ
Mengapa kita harus melalui sosio nasionalisme lebih dahulu baru ditemukan kemudian rumusan dua kalimat sakti tersebut. Dipersilahkan Anda mengkajinya !
Diatas kita baru menyentuh sosio nasionalisme lalu, bagaimana dengan yang satu lagi, yaitu sosio demokrasi. Apakah dengan sosio demokrasi itu tidak ada satupun produk yang bisa dihasilkannya?
Memang, ada !  Tetapi, rumusan produk yang dimaksud adalah suatu substansi yang cukup angstig (bhs. Belanda = menakutkan). Produknya itu Demokrasi Terpimpin, suatu sistem demokrasi yang paling dibenci oleh Soeharto pada masa Orde Baru (Orba) dahulu.
SOSIO DEMOKRASI  +  Sila ke-3 Pancasila   =  DEMOKRASI TERPIMPIN
SOSIO DEMOKRASI  +  Sila ke-2 Pancasila   =  SOSIAL DEMOKRATIS HUMANISMEÂ
Memperhatikan rumusan diatas sepertinya kita tidak bisa mengelak dari pajangan Demokrasi Terpimpin tersebut karena memang ada didalam Pancasila dengan rumusan seperti yang sudah disampaikan diatas.
Mau tidak mau, sejarah akan menentukan, bahwa kita harus kembali pada sistem Demokrasi Terpimpin karena didalam sila ke-4 Pancasila itu ada kata-kata yang menyebutkan "dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan" yang memberikan suatu perangkat demokrasiyang sangat essensial sekali karena sudah menyangkut kepentingan rakyat Indonesia dalam rangka Persatuan Indonesia.
Boleh saja menolak Demokrasi Terpimpinitu tetapi dengan alasan yang kuat berdasarkan pandangan ilmiah namun, disini kalau referensinya diambil dari non-Pancasila sudah pasti pada ujungnya nanti tidak akan ada titik temunya.
Maka disini kita garis bawahi secara tegas bahwa Demokrasi Terpimpin itu tidak sejalan dengan Demokrasi Liberal yang kini dianut oleh semua para wakil rakyat yang duduk di lembaga-lembaga legislatif.