Mohon tunggu...
Wahdi Ar
Wahdi Ar Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Penikmat Kretek yang bisa baca tulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di Lingkungan Akademik

1 Januari 2025   04:37 Diperbarui: 1 Januari 2025   04:37 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Karena Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di kampus adalah kejahatan yang terstruktur di perguruan tinggi yang harus segera diatasi" Wahdi Laode Sabania

Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tidak hanya terjadi di ranah pemerintahan atau sektor swasta, tetapi juga merembes ke dunia akademik, menciptakan ancaman serius terhadap integritas dan kualitas pendidikan tinggi.

Kampus, yang semestinya menjadi tempat mencetak generasi intelektual dan moral, kerap menjadi tempat subur bagi praktik-praktik tercela ini.

Fenomena ini menggambarkan bagaimana institusi pendidikan yang seharusnya menjaga nilai-nilai luhur justru terjebak dalam dinamika KKN yang kompleks.

Korupsi di lingkungan akademik sering kali mengambil berbagai bentuk, mulai dari penyalahgunaan dana kampus, penyelewengan anggaran penelitian, hingga pungutan liar terhadap mahasiswa.

Beberapa kasus menunjukkan adanya manipulasi dalam pemberian beasiswa, di mana pihak yang tidak memenuhi syarat justru mendapatkan bantuan karena hubungan dekat dengan pejabat kampus.

Kolusi biasanya terjadi dalam konteks perekrutan tenaga pengajar dan staf administrasi.

Proses seleksi yang seharusnya transparan sering kali dikotori oleh kompromi dan kerja sama gelap antara pihak-pihak tertentu untuk memastikan individu tertentu mendapatkan posisi strategis.

Nepotisme menjadi wajah lain dari masalah ini. Jabatan penting di lingkungan kampus kerap diberikan kepada kerabat atau kolega dekat tanpa mempertimbangkan kompetensi yang sebenarnya. 

Hal ini tidak hanya merusak profesionalisme, tetapi juga menciptakan rasa ketidakadilan di antara sivitas akademika.

Beberapa faktor utama mendorong terjadinya KKN di lingkungan kampus. Salah satunya adalah lemahnya sistem pengawasan dan akuntabilitas. 

Dalam banyak kasus, struktur organisasi di universitas cenderung hierarkis dan tidak transparan, sehingga memberikan ruang bagi pelaku untuk menyembunyikan tindakannya.

Selain itu, budaya patronase yang mengakar kuat di masyarakat juga menjadi penyebab utama. Dalam budaya ini, relasi personal sering kali lebih dihargai dibandingkan meritokrasi.

Hal ini menciptakan lingkungan di mana hubungan personal dan koneksi lebih menentukan dibandingkan kompetensi atau prestasi individu.

Praktik KKN di lingkungan kampus membawa dampak serius terhadap berbagai aspek. Salah satunya adalah penurunan kualitas pendidikan. 

Ketika sumber daya akademik disalahgunakan atau tidak dikelola dengan baik, mahasiswa dan pengajar tidak mendapatkan fasilitas yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.

Selain itu, KKN juga menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat. Para staf dan dosen yang merasa dirugikan oleh praktik-praktik ini akan kehilangan motivasi, sehingga berdampak pada produktivitas dan inovasi di dunia akademik.

Di sisi lain, mahasiswa yang menyaksikan atau menjadi korban dari praktik KKN akan kehilangan kepercayaan terhadap institusi pendidikan dan proses pendidikan itu sendiri.

Berbagai kasus KKN di kampus telah terungkap ke publik, menyoroti betapa seriusnya permasalahan ini.

Salah satu contoh adalah kasus korupsi dalam pengelolaan anggaran penelitian di sebuah universitas negeri, di mana dana yang seharusnya digunakan untuk proyek ilmiah malah dialihkan untuk kepentingan pribadi oknum tertentu.

Di sisi lain, kasus nepotisme dalam perekrutan dosen sering kali menjadi sorotan media. Banyak universitas, baik negeri maupun swasta, menghadapi kritik tajam karena memberikan posisi strategis kepada individu yang memiliki hubungan dekat dengan pejabat kampus, meskipun individu tersebut kurang memenuhi syarat.

Mengatasi KKN di lingkungan akademik memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satu langkah utama adalah memperkuat sistem pengawasan dan transparansi.

Universitas maupun Istitut harus memastikan bahwa setiap keputusan, mulai dari alokasi anggaran hingga perekrutan tenaga kerja, dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penerapan teknologi juga bisa menjadi solusi. Misalnya, penggunaan sistem daring untuk mengelola anggaran, proses seleksi, dan evaluasi kinerja dapat meminimalkan peluang terjadinya praktik-praktik tidak sehat.

Selain itu, kampus juga harus membentuk badan pengawasan internal yang independen untuk memantau dan mengevaluasi setiap aktivitas institusi.

Di sisi lain, penting untuk menanamkan nilai-nilai integritas dan anti-KKN di lingkungan kampus. 

Pendidikan etika dan moral harus menjadi bagian integral dari kurikulum, sehingga mahasiswa dan staf dapat memahami pentingnya menjaga integritas dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah dan mengatasi KKN di kampus. 

Dengan memanfaatkan media sosial dan platform lainnya, mahasiswa dapat menyuarakan kritik dan mengawasi kinerja pejabat kampus.

Selain itu, organisasi mahasiswa juga bisa menjadi agen perubahan dengan mengadakan diskusi, seminar, dan kampanye anti-KKN.

Masyarakat luas juga memiliki tanggung jawab untuk terus memantau dan memberikan tekanan kepada institusi pendidikan.

Ketika publik menunjukkan kepedulian terhadap isu ini, kampus akan merasa tertekan untuk memperbaiki sistem mereka demi menjaga reputasi.

Korupsi, kolusi, dan nepotisme di lingkungan kampus adalah permasalahan serius yang memerlukan perhatian dari seluruh elemen masyarakat.

Dengan kerja sama yang baik antara mahasiswa, dosen, masyarakat, dan pemerintah, diharapkan praktik-praktik ini dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan.

Kampus harus kembali menjadi tempat yang bersih dan bermartabat, di mana nilai-nilai keilmuan dan integritas dijunjung tinggi demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Bagaimana dengan Kampusmu hari ini? Apakah ada Praktik KKN?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun