Mohon tunggu...
Wahdana Salsabila
Wahdana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Story Teller/Mental Health Activist/Social Activist

Membaca/humble dan friendly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Tawuran di Kalangan Remaja di Indonesia Ditinjau dari Perspektif Fungsionalisme Struktural dalam Sosiologi

31 Januari 2024   04:06 Diperbarui: 31 Januari 2024   04:13 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

7. Keterlibatan Orang Dewasa:

Orang dewasa terkadang terlibat dalam menghasut atau melanggengkan perkelahian antar anak di bawah umur. Mereka dapat memberikan dukungan, nasehat atau bahkan memberikan alat atau sarana perjuangan.

Penting untuk diingat bahwa setiap situasi konflik remaja mempunyai konteksnya masing-masing dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat sangat bervariasi. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan pendekatan yang komprehensif dan partisipatif yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, termasuk keluarga, sekolah, masyarakat dan organisasi terkait lainnya. Untuk menanggulangi fenomena tawuran di kalangan remaja, perlu dilakukan pendekatan yang komprehensif dan menyeluruh. Salah satu pendekatan yang relevan melibatkan konsep regulasi dalam interaksi sosial asosiatif, diantaranya adalah:

- Pembangunan Komunitas dan Kolaborasi:

Melalui akomodasi, komunitas dapat menemukan cara untuk berkolaborasi dan bekerja sama mengatasi perjuangan pemuda. Hal ini dapat melibatkan banyak pihak yang berbeda seperti keluarga, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan pemerintah setempat. Misalnya, mereka dapat menyelenggarakan program bersama untuk mengajarkan keterampilan sosial, mendirikan klub atau kegiatan rekreasi, atau menyelenggarakan seminar untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak negatif perang.

- Memfasilitasi dialog dan komunikasi terbuka:

Akomodasi juga mendorong dialog terbuka antar kelompok yang terlibat dalam perkelahian. Forum diskusi atau lokakarya yang terorganisir dengan baik dapat membantu memahami perspektif dan kebutuhan masing-masing pihak, sehingga memungkinkan mereka menemukan solusi bersama.

- Mendorong empati dan pengertian:

Salah satu tujuan  akomodasi adalah  menciptakan lingkungan di mana individu dapat memahami dan menghormati sudut pandang dan kebutuhan orang lain. Dalam konteks konflik remaja, mengajarkan empati dan mengembangkan pemahaman tentang pengalaman hidup orang lain dapat membantu mengurangi konflik.

- Memberikan alternatif yang konstruktif:

Melalui pendekatan peraturan, masyarakat dapat bekerja sama untuk memberikan alternatif yang konstruktif bagi generasi muda untuk menghabiskan waktu luang mereka. Hal ini dapat mencakup mensponsori program kegiatan olah raga, seni atau pendidikan di tingkat masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun