Mohon tunggu...
Wahdana Salsabila
Wahdana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Story Teller/Mental Health Activist/Social Activist

Membaca/humble dan friendly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Tawuran di Kalangan Remaja di Indonesia Ditinjau dari Perspektif Fungsionalisme Struktural dalam Sosiologi

31 Januari 2024   04:06 Diperbarui: 31 Januari 2024   04:13 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertengkaran di kalangan remaja seringkali diawali dengan konflik antar individu atau kelompok kecil. Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan pendapat, persaingan, atau bahkan perasaan tidak suka  satu sama lain.

2. Pengelompokan berdasarkan identitas sosial:

Remaja cenderung membentuk kelompok berdasarkan faktor-faktor seperti sekolah, wilayah geografis, atau bahkan afiliasi agama atau etnis. Kelompok-kelompok tersebut dapat menjadi objek perjuangan, apalagi jika terjadi persaingan atau konflik di antara mereka.

3. Tekanan teman sebaya:

Dalam situasi ini, tekanan  teman sebaya dapat menyebabkan remaja berkelahi. Mereka mungkin merasa berkewajiban untuk melindungi atau mendukung teman-temannya, meskipun mereka tidak sepenuhnya setuju atau memahami alasan konflik tersebut.

4. Dampak peniruan dan identifikasi:

Remaja cenderung meniru perilaku teman atau orang yang dianggapnya sebagai panutan. Jika mereka melihat orang lain terlibat pertengkaran, mereka mungkin akan tertarik untuk ikut serta karena ingin merasa diikutsertakan atau mengikuti jejak orang yang dianggap "keren" atau berpengaruh.

5. Sikap dan Norma Sosial:

Dalam beberapa kasus, perkelahian antar remaja bisa saja terjadi karena budaya atau norma sosial di lingkungannya. Misalnya, jika agresi atau penyelesaian konflik dengan kekerasan dianggap sebagai cara yang dapat diterima untuk menunjukkan keberanian atau status sosial, kemungkinan remaja untuk terlibat dalam perkelahian akan lebih kecil.

6. Kondisi sosial dan ekonomi:

Faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidakadilan sosial atau mengalami trauma juga dapat mempengaruhi terjadinya perkelahian pada masa remaja. Frustrasi atau ketidakpuasan terhadap kondisi sosialnya dapat menyebabkan mereka melakukan tindakan kekerasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun