Mohon tunggu...
Wagito
Wagito Mohon Tunggu... Freelancer - Gardener - Carpenter - Tinkerbell

suka main game

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apa Saja Hal Dasar yang Perlu Diketahui dalam Fundamental Perencanaan Keuangan?

27 Juni 2023   12:38 Diperbarui: 27 Juni 2023   12:41 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perencanaan keuangan adalah proses untuk mencapai tujuan keuangan melalui pengelolaan keuangan secara terencana. Tujuan keuangan seseorang dapat bermacam-macam, mulai dari menikah, memiliki rumah sendiri, memiliki kendaraan pribadi, menunaikan ibadah haji, kesiapan biaya pendidikan anak, hingga dana pensiun hari tua.

Untuk mencapai tujuan keuangan tersebut, kita tidak boleh menghabiskan uang secara tidak terkontrol sekalipun didapat dari warisan. Perencanaan keuangan sangat penting agar keinginan dan kebutuhan dasar kita sebagai manusia dapat terpenuhi.

Namun, sebelum membuat perencanaan keuangan yang baik dan efektif, kita perlu memahami terlebih dahulu apa saja fundamental perencanaan keuangan, yaitu hal-hal dasar yang menjadi landasan untuk merancang rencana keuangan kita. Apa saja itu? Berikut penjelasannya.

1. Mengenali Kondisi Keuangan

Langkah pertama dalam fundamental perencanaan keuangan adalah mengenali kondisi keuangan kita saat ini. Kita perlu mengetahui berapa penghasilan dan pengeluaran kita setiap bulannya, serta berapa aset dan utang yang kita miliki.

Dengan mengetahui kondisi keuangan kita, kita dapat menilai apakah kita sudah sehat secara finansial atau belum. Sehat secara finansial berarti kita mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki dana darurat untuk mengantisipasi risiko, memiliki tabungan dan investasi untuk mencapai tujuan jangka panjang, serta memiliki utang yang terkendali.

Jika kondisi keuangan kita belum sehat, maka kita perlu melakukan perbaikan dengan cara meningkatkan penghasilan, mengurangi pengeluaran yang tidak penting, menambah aset produktif, dan mengurangi utang konsumtif.

2. Menetapkan Tujuan Keuangan

Langkah kedua dalam fundamental perencanaan keuangan adalah menetapkan tujuan keuangan kita. Tujuan keuangan adalah hal-hal yang ingin kita capai dengan menggunakan uang sebagai alatnya. Tujuan keuangan harus spesifik, terukur, realistis, dan berbatas waktu.

Contoh tujuan keuangan yang spesifik adalah: "Saya ingin membeli rumah senilai Rp500 juta di daerah Jakarta Selatan dalam waktu 5 tahun". Tujuan ini terukur karena ada nilai uang dan waktu yang ditentukan. Tujuan ini juga realistis karena sesuai dengan kemampuan penghasilan dan tabungan kita. Tujuan ini juga berbatas waktu karena ada deadline yang harus dipenuhi.

Dengan menetapkan tujuan keuangan yang spesifik seperti ini, kita dapat merancang strategi untuk mencapainya dengan lebih mudah dan terarah. Kita juga dapat mengukur kemajuan kita dalam mencapai tujuan tersebut secara berkala.

3. Membuat Anggaran Bulanan

Langkah ketiga dalam fundamental perencanaan keuangan adalah membuat anggaran bulanan. Anggaran bulanan adalah rencana pengeluaran kita setiap bulannya berdasarkan penghasilan dan tujuan keuangan kita.

Anggaran bulanan berguna untuk mengontrol pengeluaran kita agar tidak melebihi penghasilan kita, serta untuk mengalokasikan uang kita untuk hal-hal yang penting dan sesuai dengan prioritas kita.

Cara membuat anggaran bulanan yang baik adalah dengan menggunakan prinsip 50/30/20, yaitu 50% dari penghasilan kita dialokasikan untuk kebutuhan pokok, seperti makan, transportasi, listrik, air, dan sebagainya. 30% dari penghasilan kita dialokasikan untuk gaya hidup, seperti hiburan, belanja, liburan, dan sebagainya. 20% dari penghasilan kita dialokasikan untuk tabungan dan investasi, seperti dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan anak, dan sebagainya.

Dengan membuat anggaran bulanan yang baik, kita dapat mengelola uang kita dengan lebih bijak dan efisien, serta mencegah terjadinya defisit atau kekurangan uang di akhir bulan.

4. Menyisihkan Dana Darurat

Langkah keempat dalam fundamental perencanaan keuangan adalah menyisihkan dana darurat. Dana darurat adalah uang yang disimpan di tempat yang mudah diakses dan aman untuk menghadapi situasi darurat yang tidak terduga, seperti sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan, bencana alam, dan sebagainya.

Dana darurat berguna untuk melindungi kita dari risiko keuangan yang dapat mengganggu rencana keuangan kita. Dana darurat juga dapat membantu kita untuk tidak mengambil utang atau menjual aset produktif saat menghadapi situasi darurat.

Besarnya dana darurat yang harus kita miliki tergantung dari kondisi keuangan dan gaya hidup kita. Namun, secara umum, dana darurat setidaknya harus mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok kita selama 3-6 bulan.

Cara menyisihkan dana darurat adalah dengan mengalokasikan sebagian dari penghasilan atau tabungan kita setiap bulannya ke rekening tabungan atau instrumen investasi yang likuid dan rendah risiko, seperti deposito atau reksa dana pasar uang.

5. Melindungi Aset dan Keluarga

Langkah kelima dalam fundamental perencanaan keuangan adalah melindungi aset dan keluarga kita. Aset dan keluarga adalah hal-hal yang paling berharga dalam hidup kita. Oleh karena itu, kita perlu melindungi mereka dari risiko-risiko yang dapat merugikan mereka secara finansial maupun non finansial.

Salah satu cara untuk melindungi aset dan keluarga kita adalah dengan menggunakan asuransi. Asuransi adalah produk keuangan yang memberikan perlindungan atau ganti rugi atas kerugian atau kerusakan yang terjadi akibat suatu peristiwa tertentu.

Jenis-jenis asuransi yang perlu kita miliki antara lain adalah asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti, dan asuransi perjalanan. Dengan memiliki asuransi, kita dapat mengurangi beban finansial yang timbul akibat risiko-risiko tersebut.

Selain asuransi, cara lain untuk melindungi aset dan keluarga kita adalah dengan membuat wasiat atau hibah. Wasiat atau hibah adalah dokumen hukum yang menyatakan siapa saja yang berhak menerima warisan atau harta benda kita setelah meninggal dunia. Dengan membuat wasiat atau hibah, kita dapat mencegah terjadinya sengketa atau konflik warisan di antara ahli waris kita.

6. Berinvestasi untuk Mencapai Tujuan Jangka Panjang

Langkah keenam dalam fundamental perencanaan keuangan adalah berinvestasi untuk mencapai tujuan jangka panjang. Investasi adalah penanaman modal atau uang dalam suatu proyek yang memiliki potensi untuk memberikan keuntungan di masa depan. Investasi berguna untuk meningkatkan nilai uang kita seiring dengan berjalannya waktu dan mengalahkan laju inflasi.

Investasi juga dapat membantu kita untuk mencapai tujuan jangka panjang kita, seperti dana pensiun, dana pendidikan anak, atau dana membeli rumah. Dengan berinvestasi, kita dapat mengumpulkan uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut dengan lebih cepat dan mudah.

Jenis-jenis investasi yang dapat kita pilih antara lain adalah saham, obligasi, reksa dana, properti, emas, mata uang asing, dan sebagainya. Setiap jenis investasi memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita perlu memilih investasi yang sesuai dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu investasi kita.

Cara berinvestasi yang baik adalah dengan melakukan diversifikasi atau penyebaran portofolio investasi kita ke berbagai jenis investasi yang berbeda. Dengan melakukan diversifikasi, kita dapat mengurangi risiko kerugian akibat penurunan harga atau kegagalan salah satu jenis investasi.

7. Mengevaluasi dan Memantau Perencanaan Keuangan

Langkah ketujuh dan terakhir dalam fundamental perencanaan keuangan adalah mengevaluasi dan memantau perencanaan keuangan kita secara berkala. Evaluasi dan pemantauan perencanaan keuangan berguna untuk mengetahui apakah kita sudah berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan keuangan kita atau belum.

Dengan mengevaluasi dan memantau perencanaan keuangan kita, kita dapat mengetahui apakah ada kesalahan atau kekurangan dalam perencanaan keuangan kita. Jika ada, maka kita dapat melakukan perbaikan atau penyesuaian sesuai dengan kondisi keuangan dan tujuan keuangan kita yang terbaru.

Cara mengevaluasi dan memantau perencanaan keuangan adalah dengan membuat laporan keuangan pribadi atau keluarga setiap bulannya. Laporan keuangan pribadi atau keluarga terdiri dari neraca keuangan (aset dan utang), laporan arus kas (penghasilan dan pengeluaran), dan laporan tujuan keuangan (kemajuan pencapaian tujuan).

Dengan membuat laporan keuangan pribadi atau keluarga setiap bulannya, kita dapat melihat gambaran lengkap tentang kondisi keuangan dan perencanaan keuangan kita. Kita juga dapat mengambil tindakan yang tepat jika ada penyimpangan atau kendala dalam mencapai tujuan keuangan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun