Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Lika-liku Profesi Driver yang Dipesan Dadakan

23 Juni 2023   05:00 Diperbarui: 23 Juni 2023   05:01 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Dalam keseharian, sudah barang tentu  kita memiliki kesibukan atau pun perkerjaan yang menjadi aktivitas dan sumber kehidupan. Manusia itu tidak sepengkuh (Kuat) baja, dalam melakoni hal itu. Ada momen di mana kita di buat heran, aneh, mangkel, dan muak dengan orang yang terkait dalam perkerjaan kita.

Salah satu pekerjaan yang berat adalah menjadi driver. Apalagi berstatus sebagai driver tembak (di pesan dadakan dan tidak terkait dengan perusahaan jasa sewa mobil dan sejenisnya) atau free lance . Pada sebuah kesempatan, saya bertemu dengan kawan plek (sahabat kental) yaitu MR. Huns, yang melakoni profesi ini sejak kelas 3 SMP. Gayeng bukan? Masih masa-masa teman sebaya dirinya tengah khusyu menyelami perbucinan, kawan saya itu sudah bermain di balik kemudi. Dirinya lebih memilih Sibuk dengan gagang persenaling dan  mancal kopling.

Mungkin saat kalian menemuiMr. Huns ini akan terbesit sebuah kesimpulan, orang kok bisa gini yaa! Tidur hanya sebentar, bergadang berhari-hari karena urusan nyopir, dan ketabahan dirinya itu dalam menjaga kualitas service-nyapada para klien yang sangat profesional. Hingga malam itu, terbitlah sebuah pertanyaan: "Mas, ada ndak cerita absurt dan di luar nalar yang sampean temui saat nyopir? Entah di luar kota maupun lokalan Jogja?" curahan jawaban pun membludak.

Menghadapi penumpang yang tidak jelas

Curhatan kawan saya ini di awali dengan keluhannya saat menjumpai penumpang yang di luar nalar keinginnanya, Serta tidak jelas juntrungan dan tujuanya. Ia mengisahkan hal ini biasa terjadi padanya, bila mendapatkan orderan nyopir, untuk segmen pariwisata ataupun city tour. Hal paling membuatnya jengkel setengah mati adalah perintah seperti ini:

"Mas, pokoknya di Jogja ini, saya ingin berkunjung ke daerah dengan nuansa alam yang indah!"

Sekilas kalian tidak akan merasa janggal dengan perintah itu. Nampak wajar, serta itulah yang seharusnya di lakukan driver yang tengah memandu penumpang. Tapi saat kawan saya ini mengkonfirmasi perintah dengan pertanyaan: "Ini mau yang mana? Gunung Kidul, kaliurang, kulonprogo, atau di mana? Karena kawan saya ini tidak mau gegabah, antisipasi minat sang penumpang. Saat di tanya begitu, keluarlah kalimat yang membuatnya pusing.

"Pokoknya alam ,mas! Harus asri dan indah." Tukas sang penumpang diplomatis.

Mendapati ucapan itu, kawan saya itu mbelenger. Kalau harus di kunjungi semua, berarti ia harus mengitari dari ujung barat jogja, terus berjalanlagi ke arah utara, dan bergerak lagi ke timur kota Jogja. Kan mbrodol BBM-nya. Kekesalan pun bertambah, bila biaya awal tidak mau disesuaikan dengan jarak yang ada.

"Kalau mau kena carsh tambahan biaya, aku rapopo, Mas! Nah lek ora? Iso kelenger ceritane," ujarnya menutup cerita sambil menghembuskan asap rokkok.

Menjumpai klien tajir yang bau ketek

Siapa bilang kalau orang kaya yang parfumnya itu bisa seharga UMR Jogja, tubuhnya selalu wangi? Sebelum mendengar cerita cerita MR. Huns ini saya sendiri selalu percaya kalau orang tajir itu wangi! Lha, keringatnya aja di poles parfum, deodoran, dan berbagai tetek-bengek pewangi yan harganya bisa sejumlah gaji bulanan ASN. Namun, pandangan itu pupus seketika.

Karier MR. Huns ini tidak main-main. Pernah ia ikut dalam rombongan driver yang di sewa artis-artis papan atas. Pada kesempatan lain, ia pernah mendapatkan JOB kerja untuk menjemput di bandara YIA Kulonprogo. Klien ini merupakan orang kalangan atas.

Setiba di bandara, dirinya langsung memarkirkan mobil sesuai tempat yang sudah di tentukan. Sebagai driver yang sangat menjiwai, ia selalu berlaku gesit. Salah satunya dengan langsung membantu untuk membawa koper dan memasukannya kedalam bagasi mobil. Di sinilah momok mambu kelek terjadi!

"Lah iku, Mas! Ketika mau tak bantu, orangnya itu menolak. Nah, kan aku otomatis mengalah. Terus memilih mengawasi di samping kanan bagasi. Saat si klien itu mengangkat koper dengan ketiak yang terangkat, Ediaaaaan! Ambune marai semaput, Mas!" tuturnya sambil tertawa keras.

Saat saya tanya lagi, "Lah, Gimana kondisinya ketika di kabin, Mas? Apa tidak mubal (bau yang menyebar)?" ia memberikan keterangan mungkin karena efek AC yang disetel dingin, keringat dan bau itu menghilang dan relatif tidak tercium. Karena suhu di dalam kabin mobil sudah sejuk.

Tritment penumpang kepada driver yang salah kaprah

Saat dalam perjalanan mengemban tugas kebiasaan penumpang yang unik , biasa terjadi. Salah satunya dengan memberikan perhatian, menemani driver agar tidak mengantuk dengan cara over, dan sejenisnya, kerap di jumpai MR. Huns.

Pertama, sebut saja penumpang yang sangat cerewet bin bawel. Saat MR. Huns ini berkendara malam, kejadian ini sering terjadi. Kebiasaan ini menurutnya justru menggangu. Lebih baik penumpang tidur manis, biarkan dirinya fokus berkendara. Karena tidak jarang, obrolan yang terlalu berlebihan, terkadang menggangu fokus berkendara. "Sangat fatal akibatnya, Mas! Kehilangan fokus satu detik saja, bila posisi mobil dalam kecepatan tinggi di jalan tol." Bukannya tiba di tujuan, bisa-bisa kita malah pulang ke rumah abadi.

Kedua, ajakan penumpang untuk ikut masuk ke dalam acara. Menurut Mr. Huns ini juga adalah sikap yang kurang tepat. Memang, mungkin mereka mengira, kalau dengan cara seperti itu driver lebih di manusiakan, seperti teman sendiri, dan bahkan kondisi kerja bagai keluarga pribadi. Namun, sekali lagi ini adalah perkerjaan profesional. Menurutnya, Mengajak masuk ke acara itu tidak semua driver nyaman. Karena ketika penumpang dalam acara, itu adalah waktu istirahat driver. Selain itu, kesempatan ini adalah waktu melakukan cek kondisi mobil. Mr. Huns menambahkan, Waktu ini adalah celah untuk sang driver melakukan ritual Ngopi dan Udud.

Penumpang yang terbawa perasaan

Hal unik selanjutnya adalah kisah penumpang yang larut dalam perasaannya. Sebagai driver yang masih muda, berstatus mahasiswa, dan memiliki etos kerja tinggi, Mr. Huns tidak jarang menuai pujian dan tawaran. Entah tawaran menjadi driver pribadi, di tawari anak perempuan untuk di nikahi, dan sejenisnya.

Ada satu momen yang sangat membekas. Saat itu, Mr. Huns mendapat JOB untuk mengantar klien (seorang ibu dengan karier prestisius), dengan kondisi ekonomi kelas atas. Ia sering di minta datang lebih awal. Di rumah sang klien, ia di suruh makan, mandi, dan lain-lain. Sudah seperti anaknya sendiri!

Saat dalam perjalanan, terjadi obrolan yang membuatnya tersenyum. Karena memliki hubungan kerja yang cukup sering, ia dan sang klien saling save kontak. Keduanya bisa saling melihat story WA. Nah, Kebetulan kawan saya ini tiga hari berturut-turut melakukan perjalanan keluar kota. Dan hari ke empat, ia harus pergi lagi dengan klien itu. Ternyata Klien tersebut mengikuti story WA-nya.

"Mas, kok sampean itu seperti tidak ada lelahnya!Nyopir berturut-turut kok fisiknya tetap kuat. Mbok saya minta tolong, itu anak saya di ajari kesel(berkerja dengan giat)!" ujar ibu tersebut.

Selain itu, hal unik lain dari klien ini adalah, saat Mr. Huns ikut dalam forum makan bersama teman bisnis sang klien. Jika ditanya, "itu siapa , Mbak?" dengan mantap ia akan menjawab, "iku annakku!"

Mr. Huns berpesan agar para pengguna jasa sewa driver supaya lebih bijak dalam berperilaku. Profesional kerja itu nomor satu. Jangan ingin memutuskan sepihak, kita pegang untuk saling memberikan hak-hak masing-masing.  Mr. Huns dapat sobat jumpai di akun  instagram: @Muhammad Hunafa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun