Menjumpai klien tajir yang bau ketek
Siapa bilang kalau orang kaya yang parfumnya itu bisa seharga UMR Jogja, tubuhnya selalu wangi? Sebelum mendengar cerita cerita MR. Huns ini saya sendiri selalu percaya kalau orang tajir itu wangi! Lha, keringatnya aja di poles parfum, deodoran, dan berbagai tetek-bengek pewangi yan harganya bisa sejumlah gaji bulanan ASN. Namun, pandangan itu pupus seketika.
Karier MR. Huns ini tidak main-main. Pernah ia ikut dalam rombongan driver yang di sewa artis-artis papan atas. Pada kesempatan lain, ia pernah mendapatkan JOB kerja untuk menjemput di bandara YIA Kulonprogo. Klien ini merupakan orang kalangan atas.
Setiba di bandara, dirinya langsung memarkirkan mobil sesuai tempat yang sudah di tentukan. Sebagai driver yang sangat menjiwai, ia selalu berlaku gesit. Salah satunya dengan langsung membantu untuk membawa koper dan memasukannya kedalam bagasi mobil. Di sinilah momok mambu kelek terjadi!
"Lah iku, Mas! Ketika mau tak bantu, orangnya itu menolak. Nah, kan aku otomatis mengalah. Terus memilih mengawasi di samping kanan bagasi. Saat si klien itu mengangkat koper dengan ketiak yang terangkat, Ediaaaaan! Ambune marai semaput, Mas!" tuturnya sambil tertawa keras.
Saat saya tanya lagi, "Lah, Gimana kondisinya ketika di kabin, Mas? Apa tidak mubal (bau yang menyebar)?" ia memberikan keterangan mungkin karena efek AC yang disetel dingin, keringat dan bau itu menghilang dan relatif tidak tercium. Karena suhu di dalam kabin mobil sudah sejuk.
Tritment penumpang kepada driver yang salah kaprah
Saat dalam perjalanan mengemban tugas kebiasaan penumpang yang unik , biasa terjadi. Salah satunya dengan memberikan perhatian, menemani driver agar tidak mengantuk dengan cara over, dan sejenisnya, kerap di jumpai MR. Huns.
Pertama, sebut saja penumpang yang sangat cerewet bin bawel. Saat MR. Huns ini berkendara malam, kejadian ini sering terjadi. Kebiasaan ini menurutnya justru menggangu. Lebih baik penumpang tidur manis, biarkan dirinya fokus berkendara. Karena tidak jarang, obrolan yang terlalu berlebihan, terkadang menggangu fokus berkendara. "Sangat fatal akibatnya, Mas! Kehilangan fokus satu detik saja, bila posisi mobil dalam kecepatan tinggi di jalan tol." Bukannya tiba di tujuan, bisa-bisa kita malah pulang ke rumah abadi.
Kedua, ajakan penumpang untuk ikut masuk ke dalam acara. Menurut Mr. Huns ini juga adalah sikap yang kurang tepat. Memang, mungkin mereka mengira, kalau dengan cara seperti itu driver lebih di manusiakan, seperti teman sendiri, dan bahkan kondisi kerja bagai keluarga pribadi. Namun, sekali lagi ini adalah perkerjaan profesional. Menurutnya, Mengajak masuk ke acara itu tidak semua driver nyaman. Karena ketika penumpang dalam acara, itu adalah waktu istirahat driver. Selain itu, kesempatan ini adalah waktu melakukan cek kondisi mobil. Mr. Huns menambahkan, Waktu ini adalah celah untuk sang driver melakukan ritual Ngopi dan Udud.
Penumpang yang terbawa perasaan