Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dalam Bayanganmu

21 April 2023   00:10 Diperbarui: 21 April 2023   00:37 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan segera aku beranjak dari tempat tidur dan melaksanakan salat subuh yang terlewat beberapa menit.

"Nur! Ibu tunggu di teras," sapa ibu saat kami berpapasan di dapur yang kubalas dengan anggukan.

Selesai melaksanakan salat, bergegas kuhampiri ibu yang sudah menunggu di kursi teras. Mulutnya sudah sibuk dengan tempe mendoan olahhanya. Di lihat dari wajahnya ia tampaknya sedang bahagia.

"Kamu mau tahu lanjutan cerita ayah? Penjelasan setelah ia marah-marah karena ibu jalan-jalan ke pasar Bantul?" celetuknya saat aku duduk di sebelahnya.

"Wahh! Boleh kah aku mengetahuinya?"

Ibu pun bercerita. Ternyata ayah tidak suka dengan Burhan. Ia mengira lelaki itu menyukai ibu. Sedangkan sebenarnya ibu paham kalau lelaki yang marah padanya itu menyukainya. Saat tiba di rumahnya di Kulonprogo, ia kaget dengan Gimin yang sudah berada di rumah. Lelaki itu telah melamarnya. Ayah ibu menjelaskan semuanya.

"Gimana Mimin? Kamu menerimanya?" tanya Mbah Tris, ayah ibu.

Karena sebenarnya menyimpan rasa yang sama, akhirnya ibu menerima lamaran Gimin yang berulang kali menerornya. Ia sering di beri mie instan, roti, dan terkadang buah-buahan. Ternyata semua itu adalah pernyataan cinta yang tidak terucap.

"Wah! Ayah hebat sekali ya, Bu!" balasku. Ibu tampak bahagia sekali. Namun, saat ia meminum teh nya, ia terbatuk keras dan tiba-tiba pingsan. Musnahlah raut kebahagiaan itu.

***

Ibu sudah dirawat oleh dokter. Satu jam lalu, dengan beringas kupacu mobil kijang inovaku menuju UGD, tidak jauh dari rumah. Kini aku menunggu di luar dengan gelisah. Rasa bersalah cukup keras menghantam dadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun