Dalam sejarah manusia hanya ada dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai alam-hati dan alam fikiran dari sebagian besar umat manusia dan yang bersaingan hebat satu sama lain. Dua dokumen tersebut adalah "Declaration of Indepedence Amerika" tulisan Thomas Jafferson dan "Manifesto Komunis" tulisan Karl Marx. Ucap Bung Karno dalam buku (Di Bawah Bendera Revolusi) yang beliau kutip dari pandangan Betrand Russel.
Â
Gambaran Umum Kapitalisme
Â
Berbicara soal kapitalisme maka kita bicara tentang sebuah paham yang menerapkan sistem pasar bebas laissez faire. Ebenstein (1990) menyebutkan bahwa kapitalisme adalah sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualism.
Â
Hal yang sama juga di pertegas oleh Ayn Rand seorang filsuf berkebangsaan Amerika Serikat, yang berpandangan bahwa kapitalisme adalah suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik dimana semua pemilikan adalah milik privat.
Â
Jika kita menganalisis lebih radikal lagi, maka kita akan menemukan sebuah risalah terkenal milik Adam Smith sekaligus bapak kapitalisme, dalam bukunya yang sangat terkenal itu yaitu The Wealth of Nation (1776), sebuah gagasan yang besar sekaligus diakui sebagai tonggak utama kapitalisme klasik yang mengekspresikan gagasan "laissez faire" dalam ekonomi.
Â
Gagasan ini kemudian mulai berkembang di Inggris pada abad 18 M dan kemudian menyebar luas ke kawasan Eropa Barat laut dan Amerika Utara. Sehingga paham ini bertahan kemudian tumbuh subur sampai dengan abad ini dengan selalu mempertahankan diri dari semua serangan dengan tujuan eksploitasi, akumulasi dan ekspansi ke seluruh penjuruh dunia.
Â
Membicarakan dasar teori ekonomi kapitalisme, maka sosok Adam Smith, melalui karya agungnya dalam buku yang berjudul The Wealth of Nation yang sangat termasyur, di situ kita akan menemukan teori dasar kapitalisme dengan membahas ciri-ciri sistem tersebut.
Â
Saya teringat salah satu ilustrasi Adam Smith yang mengatakan bahwa "apa yang kita harapkan makan malam kita tidaklah datang dari keajaiban si tukang daging, si pemasak bir atau si tukang roti, melainkan dari apa yang mereka hormati dan kejar sebagai kepentingan pribadi".
Â
Hal ini akan menimbulkan persaingan dalam pasar, sehingga berpotensi memunculkan tangan-tangan tak terlihat (the invisible hand) demi memenuhi hasrat kepentingan pribadi atau sekelompok orang. Konsep ini kemudian di pertegas juga oleh Ayn Rand dalam pandangannya soal tiga asumsi dasar kapitalime dalam capitalism (1970), yang menyebutkan tiga asumsi dasar kapitalisme yaitu, kebebasan individu, kepentingan diri dan pasar bebas.
Â
Berangkat dari hal tersebut maka kita bisa mengamati lebih jeli bahwa kapitalisme hadir untuk melebarkan sayapnya ke seluruh penjuruh dunia demi mencapai puncak tertingginya yaitu imperialisme, dengan menjadikan sumber daya alam dan tenaga manusia sebagai objek sasaran demi profit. Mengapa profit? Karena urat nadi kapitalisme adalah profit, dengan menempatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Â
Dalam sejarah, kita mengenal kapitalisme dengan proses perkembanganya masing-masing, mulai dari kapitalisme awal (1500-1750) yang kita tahu pada periode ini ditandai dengan kehadiran industri sandang di Inggris sejak abad XIV sampai abad XVIII. Dilanjutkan dengan kapitalisme klasik (1750-1914) yang di tandai dengan transformasi model perdagangan dari desa ke kota. Terakhir adalah kapitalisme lanjut (pasca 1914) di mana kapitalisme sudah mulai berkembang pesat yang di tandai dengan tiga momentum yaitu, pertama pergeseran modal dari Eropa ke Amerika. Kedua bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika terhadap kolonialisme eropa sebagai ekses dari kapitalisme klasik. Ketiga lahirnya revolusi Bolshevik yang berhasrat meluluhlantakan kapitalisme dan memunculkan ideologi tandingan yaitu komunisme.
Â
Berangkat dari beberapa pandangan di atas, maka salah satu alternatif solusi yang hadir untuk mengcounter hegemoni kapitalisme dan mematikan ruang gerak kapitalisme adalah konsep sosialismenya Kar Marx. Bagi Karl Marx, sosialisme adalah sebuah masyarakat di mana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat produksi dan merencanakan ekonomi secara demokratik, sehingga manusia hidup tanpa pertentantanga kelas dan tanpa ada kelompok yang mendeterminasi terhadap kelompok yang tersubordinasi.
Â
Gambaran besar kapitalisme sekarang merengsek masuk di tanah Merauke Papua,Papua adalah surga diujung timur Indonesia, Papua hidup dari kata dan tumbuh diatas cinta, cinta yang lahir tanpa pamri,Papua tanah kaya sumber daya alam yang melimpah dan hidup berdampingan tanpa ada intoleransi dan sekat-sekat primordialis demikianlah papua cinta yang tumbuh diatas tanah nusantara.
Â
Ambisi besar Presiden Joko Widodo dalam melancarkan agenda pembangunan nasional di tanah merauke seperti monster yang siap melululantakan jagat raya, kegilaan ini menjadikan Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan sebagai objek sasaran eksploitasi sumber daya alam, hal ini yang memicu kontroversial ditengah masyarakat Merauke.
Â
Sesuai data yang dirilis media tempo Jokowi menggeber food estate di merauke seluas 2,29 juta Hektare atau 70 kali luas jakarta  yang di bagi dalam lima kluster. Dalil yang di bangun oleh pemerintah adalah proyek ini sebagai upaya swasembada beras di pada tahun 2027 serta sebagai langkah strategis untuk mewujudkan gula dan bioetanol setahun kemudian.
Â
Salah satu proyek strategis nasional yang menjadi misi besar Presiden Jokowi ini merupakan bentuk watak keserakaan dari negara, sebagai bentuk ekpresi politik dari kelas penguasa dan borjuasi nasional hal ini dapat kita lihat bahwasanya kajian lingkungan hidup baru di buat oleh pemerintah setelah menetapkan sasaran lokasi padahal kajian mengenai lingkungan seharusnya lebih dahulu hal ini dimaksudkan untuk mengetahui daya dukung dan ketersedian sumber daya untuk mengetahui komoditas yang cocok untuk tujuan penanaman.
Â
Â
Landasan Yuridis proyek Food Estate
Pada tahun 2020 Presiden Joko Widodo mengemukakan wacana pembangunan food estate sebagai respon atas peringatan krisis di masa pandemi Covid-19. Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri LHK No.24/2020 melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Penyediaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Food Estate, yang kemudian peraturan tersebut dicabut dan digantikan dengan Permen LHK No. 7 Tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan food estate di kawasan hutan memiliki banyak problematika, yaitu bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi serta masalah dalam pengimplementasiannya. Permen LHK tersebut juga bertentangan dengan nilai-nilai keadilan ekologi karena selalu berbanding terbalik dengan latar belakang sosio-kultur masyarakat Indonesia dimana manusia selalu hidup berdampingan dengan alam yang sudah berabad-abad lamanya.
Â
Food estate adalah konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi dan terdiri atas pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di lahan yang luas. 3 Proyek food estate sendiri masuk ke dalam salah satu dari program strategis nasional (PSN) yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 Tentang Perubahan Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Namun, proyek ini bukan hal yang baru. Sebelumnya, rencana tersebut telah tertuang dalam RPJMN 2014-2019. Tetapi saat itu belum ada kejelasan lokasi yang akan digarap sebagai kompleks pertanian modern dan terintegrasi tersebut. 4 Lalu pada tahun 2020 sebagai respons atas peringatan krisis di masa pandemi, Presiden Joko Widodo pun mendorong kembali wacana pembangunan food estate dengan harapan bisa menguatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Â
Lokasi untuk pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pangan diarahkan ke empat lokasi, yaitu: Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Papua. Negara tidak melihat secara penuh situasi kegagalan-kegagalan dalam sejarah pengembangan proyek food estate dari zaman Soeharto sampai presiden Susilo Bambang Yudhoyono semuanya gagal total dan selalu mendapatkan perlawanan dari masyarakat akar rumput, sejarah  masa lalu harus menjadi kajian negara dalam mengambil kebijakan sehingga tidak jatuh di lubang yang sama.
Kebijakan-kebijakan ini merupakan produk neoliberal karena secara jelas negara membuka kran investasi sebesar-besarnya kepada investor untuk masuk menguasai sumber daya alam di indonesia baik itu investor luar negeri maupun dalam negeri hal ini yang membuat pola eksploitasi dan ekspansi besar-besaran oleh korporasi yang berwatak kapitalisme yang menjalankan agenda profitnya dengan bersembunyi di balik jubah kebijakan-kebijakan negara.
Â
Â
Siapa Yang Bertanggung Jawab? (Negara, Pengusaha Atau Rakyat Merauke)
Â
Rencana pembangunan food estate di Merauke Papua tentunya sudah di rencanakan dengan masif oleh negara dan kroni-kroninya, para bohir dan korporat berbondong-bondong dengan penuh kegilaan untuk segerah mungkin melancarkan agenda profit mereka di tanah Merauke, mereka seperti monster yang ingin mengisap darah manusia tanpa henti demi kepuasan yang mereka inginkan lantas dimana impact bagi masyarakat asli papua terkhususnya rakyat Merauke, mereka dapat apa? Dan penyerapan tenaga kerja seperti apa? Siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan alam nantinya? Ketika sekawanan rusa dan rumah-rumah musamus di hancurkan demi ambisi pusat dan kroni-kroninya yang haus akan materi. Yang jelas rakyat Merauke lah yang akan menjadi sasaran dan imbas dari kebijkan pemerintah pusat dalam melancarkan agenda kapitalismenya di tanah Merauke Papua.
Â
Terlepas dari proyek Food Estate yang merupakan program dari pemerintah pusat dan merupakan ambisi besar dari Presiden Joko Widodo proyek Food Estate juga melibatkan beberapa mentri seperti mentri Investai Dan Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal,mentri ESDM,mentri Ekonomi dan sederet mentri yang terlibat dalam proyek tersebut.
Â
Salah satu pengusaha yang terlibat dalam proyek Food Estate di Merauke  yang mempunyai nama besar di dalam dunia pertambangan adalah Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, pengusaha besar asal kalimantan selatan itu di gandeng negara untuk melancarkan agenda Food Estate di tanah Merauke Papua. Haji Isam mendatangkan 2000 Eksavator senilai 4 triliun dari China pada akhir juli 2024 yang lalu. Hal ini bisa kita lihat bahwa peran Haji Isam dalam pembangunan Food Estate di Merauke sangat besar.
Â
Andi Syamsuddin Arsyad merupakan salah satu konglomerat sukses Indonesia yang memiliki lebih dari 60 anak perusahan  yang beroperasi di sektor pertambangan, pertanian perkebunan dan lain-lain. Haji Isam dengan Jhonlin Groupnya mampu memecahkan rekor dengan pesanan internasional terbesar di dunia seperti yang di beritakan oleh pers Sanny Group, tidak hanya itu haji Isam juga merupakan pendukung jokowi pada periode pertama dan kedua dan tahun ini berada pada barisan pendukung Prabowo Subianto.
Â
Berangkat dari hegemoni dan determenasi kelompok elit diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pengaruh dan dominasi dari kekuatan produksi ini sangat berdampak dalam pembangunan Food Estate di Kabupaten Merauke Negara muncul seperti monster raksasa yang siap mengahabisi hutan Merauke. Lantas bagaimana posisi dan peran dari masyarkat Merauke, bagaimana keterlibatan mereka dan apa feedback bagi masyarakat Merauke apakah mereka menikmati hasil dari pembangunan ini atau justru membunuh masa depan anak cucu mereka.
Â
Papua butuh kesejateraan dan jaminan atas hak hidup yang mereka cita-citakan dengan semua sumber daya alam yang mereka miliki hari ini, mereka berhak atas kekayaan yang mereka miliki demi mimpi masa depan anak-anak papua, jangan buat papua di jajah di tanah sendiri.
Â
Sebagai ekspresi dari dari dominasi negara hari ini memungkinkan akan adanya perlawanan rakyat dari semua unsur yang merasa tanahnya di rampas demi kepentingan segelintir elit yang melancarkan agenda-agenda besar kapitalis menujuh puncak kejayaannya yang di sebut dengan imperialisme maka negara dalam hal ini pemerintah adalah penanggung jawab utama dalam proyek ini. Sebagai penutup dari semua problem diatas maka negara adalah panitia penyelenggara agenda besar kapitalisme yang bekerja  dengan tiga cara yaitu eksploitasi,akumulasi dan ekspansi menujuh puncak tertinggi dari kapitalisme imperialisme.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H