Mohon tunggu...
Sylvia Liwis
Sylvia Liwis Mohon Tunggu... -

Seorang ibu rumah tangga yang senang bercerita dengan anak - anaknya agar mereka tumbuh dengan moral dan akhlak yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seri Flight Crash : Hendri The Repist

27 September 2014   13:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:18 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ugh,,,” erangan sesaat paman Hendri sambil memegang dadanya yang tiba – tiba terasa sakit sebelum berlutut di depan si nenek dan ambruk yang diikuti dengan teriakan sang nenek yang secara spontan menyambut tubuhnya dengan tangan mungilnya.

Paman hendri Tidak bergerak. Tubuh beratnya terasa lemas. Kalau saja Sang nenek tak menahannya, ia pasti sudah terpelanting jatuh.

“Tuan... tuan...apakah anda baik – baik saja.” tanya Sang Nenek khawatir.

“Ugh....” hanya erangan tak jelas itu yang bisa ia keluarkan.

“Oh...” kata si Nenek kesal. Ia meletakkan tubuh paman Hendri ke tanah dengan pelan dan mengamatinya. Wajahnya kaku sebelah, tubuh lemas dan nafas terenggah – enggah. Kakek ini mengalami serangan strok mendadak. Diluruskannya tubuh paman hendri dan meletakkan kedua tangannya di dada. Kemudian memirinkannya ke samping.

“Makanya kek, kalau mau main perempuan, ingat kondisi badan sendiri. Kita ini sudah tua, tidak pantas lagi bermain permainan anak – anak seperti ini. Lihat akibatnya, kan” nasehat sang nenek sambil meraih handponnya dan menelpon ambulan.

Saat Kate selesai melakukan panggilan. Pintu belakang itu terbuka. Dari pintu itu muncul Joe, Toni dan Josh. Ketiganya memanggul karung plastik besar berisi pakaian, makanan dan obat- obatan.

“Apakah paman Hendri baik – baik saja, nek?” tanya Josh saat melihat pamannya tergeletak di tanah.

“Dia akan baik – baik saja. Aku nenek sarah, mantan perawat bersertifikat. Aku bisa mengurusnya.”

“OK deh nek, Aku serahkan paman Hendri padamu. Aku harus membawa barang – barang ini ke korban kecelakaan pesawat kemarin. Kami menemukannya di ruang tengah. Telah terbungkus rapi. Kami bawa, ya!”

“Ya nenek mengerti. Kalian anak muda memang sudah seharusnya membantu sesama. Lagipula lima menit lagi ambulan akan datang. Cepatlah, sebentar lagi malam makin larut.” kata nenek Sarah senang. Tanpa pikir panjang lagi ketiganya bergerak cepat menuju rerimbunan hutan tropis. Tapi belum jauh melangkah, Joe berbalik dan melambaikan tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun