Selain ngetem, asap rokok masih menjadi pengganggu dalam angkot-angkot di Bandung. Angkot-angkot di Bandung tidak seperti jaklingko di Jakarta yang sudah menggunakan AC (pendingin ruangan), sehingga ada alasan kuat bagi penumpang dan pengemudi untuk tidak merokok didalam kendaraan kecil itu.
Di Bandung, terkadang supirnya sendiri yang merokok. Asapnya kemana-mana mengganggu penumpang. Aturan dilarang merokok di angkot, rasanya pernah ada di jaman saya masih sekolah dulu. Tetapi peraturan tinggal peraturan, dalam hal ini, rakyat pengguna angkot yang perokok lebih berkuasa.
Angkot dan Perpustakaan Berjalan
Pernah juga angkot dilengkapi dengan buku-buku untuk dibaca oleh penumpang selama perjalanan menggunakan angkot. Tetapi, lagi-lagi hal itu merupakan hasil pemikiran yang mungkin bagus, tetapi dalam prakteknya tidak sebagus itu.Â
Membaca dalam kendaraan yang bergerak, malah merusak mata. Belum lagi, tempat bukunya yang berdebu tidak pernah dibersihkan.Â
Hasil pemikiran yang mungkin tadinya merupakan ide brilian itu, hilang juga tidak lagi diketahui apakah masih ada angkot yang menyediakan buku-buku.
Tempat Sampah
Aturan angkot harus menyediakan tempat sampah dalam angkot juga pernah ada. Kalau tidak salah jamannya Ridwan Kamil masih menjadi walikota Bandung.Â
Tetapi, lagi-lagi aturan hanya tinggal aturan. Peraturan itu dilaksanakan oleh para pemilik angkot dalam beberapa waktu saja.Â
Setelah itu, mungkin karena tidak ada pengawasan juga, maka sekarang ini, hampir tidak ada lagi tempat sampah di dalam angkot. Tetapi, penumpang yang makan di dalam angkot dan membuang bungkus makanannya begitu saja di dalam angkot tetap ada.