Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tahu Saja Belum Cukup, Tetapi Ujilah Juga Pengetahuan Itu

5 November 2024   10:39 Diperbarui: 6 November 2024   07:36 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ok lah, jika mereka bertahan di perusahaan yang sama, mungkin karir mereka tetap jalan dengan kondisi apa adanya, yaitu tetap tahunya cuma begitu. Tidak peduli salah atau benar, pokoknya yang mereka tahu selama ini begitu dan semuanya baik-baik saja. Paling ketahuan salah kalau ada masalah yang timbul di kemudian hari, yang biasanya sudah parah. 

Bagaimanapun tidak ada yang abadi di dunia ini. Kemungkinan didepak dari tempat kerja yang sudah puluhan tahun pun ada. Apakah sudah siap dengan kemungkinan itu? Apakah ilmu yang didapat sudah memenuhi standar pada umumnya, sehingga dapat dipakai dan dikembangkan lagi di lingkungan kerja selanjutnya. Jangan sampai usia sudah bukan fresh graduate tetapi kemampuannya nggak ada bedanya dengan yang barusan lulus.

Bisa saja sih berkilah, makin tua yang dibutuhkan adalah soft skill, bukan lagi hard skill. Tetapi pasti lebih percaya diri menjadi pemimpin dengan soft skill yang baik kalau benar-benar handal dalam setiap fase yang perlu dilalui.

***

Namun demikian, kekurangan dapat diubah menjadi sebuah kelebihan. Hal yang negatif dapat diubah menjadi hal yang positif. Ada waktunya yang muda harus menduduki posisi senior, maka itu gen Z memang harus dipersiapkan dari sekarang untuk menjadi pemimpin masa depan. Sayang sekali kalau mereka dibiarkan mandiri tanpa arahan.

Pengalaman saya, ketika pikiran mereka mulai terbuka, pada akhirnya mereka mau membuka diri untuk terlebih dulu membekali diri dengan berbagai ilmu sesuai kemampuan dan minat mereka. Ketika mereka ngotot merasa bisa sendiri, biarkan saja, tetapi coba dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesalahannya.

Ketika mereka merasa baik-baik saja dengan jalan sendiri dan tidak sadar ada sesuatu yang salah, kalau saya sih biarkan saja, dan memilih tidak ikut campur. Buat apa membantu orang yang tidak membutuhkan bantuan, atau yang cuma mau tampil dimuka, tetapi sebenarnya hanya mampu copy paste hasil kerja orang lain tetapi tidak menerima kenyataan kalau belum mampu berkembang sendiri. 

Tetapi di sisi lain, saya juga berusaha menunjukan perbedaan hasil antara metoda kerja yang benar dan yang asal jadi, perbedaan antara professional dan karbitan. Biar mereka sendiri yang menyimpulkan dan menentukan arahnya sendiri.

Untuk para gen Z yang belum berpengalaman, tahu banyak hal adalah hal yang baik, tetapi ujilah juga pengetahuan itu, agar dapat mengerti dengan benar dan tidak menjadi semacam hoax yang menyesatkan diri sendiri dan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun