Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tahu Saja Belum Cukup, Tetapi Ujilah Juga Pengetahuan Itu

5 November 2024   10:39 Diperbarui: 6 November 2024   07:36 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari informasi di jaman ini, sangat mudah. Tetapi, bagaimana mau mencari informasi yang benar kalau belum tahu apa yang harus dicari tahu? Bagaimana mau mencapai sesuatu dengan cara instan kalau bertanya pun masih belum tahu apa yang mau ditanyakan? Bagaimana mau instan kalau mengaplikasikan segala macam teori yang didapat dari Internet pun masih belum benar. 

Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang instan itu adalah hasil penelitian dan uji coba para ahli. Contohnya mie instan. Para ahli itu baru selesai jika formulanya sudah jadi dan tinggal diikuti saja.

Mungkin generasi selanjutnya baru akan bisa berproses secara instan dengan berharap bantuan pada kemampuan teknologi Artificial Intelligence (AI). Tetapi, untuk generasi sekarang, rasanya belum bisa.

Saya tidak ingat apakah di generasi saya pernah menemukan model orang yang sama, yang mau segala sesuatunya berproses secara instan. Rasanya tidak ada. Karena dulu, belum jamannya segala sesuatu bisa dicari di dunia maya dan yakin pasti ada jawabannya di sana. Teknologi Internet memang sudah ada, tetapi tidak semurah sekarang. Dulu yang dapat fasilitas akses Internet di tempat kerja hanya level tertentu saja, tidak seperti sekarang, akses Internet diberikan kepada semua karyawan. 

Berarti kemungkinan besar, poin ini memang tipikalnya gen Z.

Kalau instan yang curang-curang sih dari jaman dulu sudah ada. Misal, masuk kuliah di universitas negeri yang favorit bisa jalur nyogok daripada ikut jalur resminya. Masuk kerja jadi pegawai negeri, bisa lewat jalur alternatif yang sama, mau jadi anggota DPR atau kepala daerah...yah ada juga mungkin yang pake jalur mirip-mirip. Tujuannya biar cepat tercapai kemauannya. 

Cepat Merasa Sesuatu Itu Mudah

Poin ini masih bersaudara dengan dua poin di atas. Diberitahu sedikit, dengan cepat menyimpulkan: oh cuma begitu toh… Padahal kalau tidak diberi tahu tidak bisa juga.

Setelah tahu, memilih jalan sendiri dan tidak lagi merasa butuh untuk belajar dan diajari. Bahkan cenderung merasa bisa membuat teori sendiri. Begitu ada masalah, tunjuk jari lempar tanggung jawab. Alasannya diberitahunya seperti itu. Padahal dia sendiri yang terlalu cepat melepaskan diri karena merasa sesuatu itu mudah dan cuma begitu saja. Apakah ini yang dimaksud tipikal gen Z yang katanya mandiri? Mandiri juga mesti ada modalnya dulu toh.

***

Itulah beberapa poin poin yang paling parah yang saya temukan dari teman-teman gen Z. Sangat disayangkan kalau para pemimpin perusahaan membiarkan hal seperti di atas berlangsung. Kasihan juga para fresh graduate tersebut jika dibiarkan seperti itu. Mereka jadi berkembang dengan pengertian yang salah. Bukankah itu adalah sesuatu yang buang-buang waktu? Ketika dikemudian hari ketahuan bahwa apa yang mereka kerjakan ternyata salah dan malah menimbulkan masalah, itu artinya mereka harus mundur lagi ke belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun