Sederhana itu universal, artinya bisa diterima oleh semua orang dari level manapun, kalangan mana pun. Kesederhanaan itulah yang terlihat dan dideskripsikan dan disampaikan oleh media, dari kunjungan Bapak Paus ke Indonesia saat ini.Â
Saya tidak mengenal Bapak Paus secara pribadi dan juga tidak punya kesempatan untuk melihat langsung atau berdekatan barang sejenak dengan Bapak Paus dalam kunjungannya ke Jakarta.Â
Maka itu saya hanya dapat melihat beliau dari televisi, postingan media di media sosial, atau liputan lainnya yang saat ini bisa diakses dari mana saja dan kapan saja.
Beberapa bentuk kesederhanaan dari beliau yang dapat saya tangkap adalah kesediaannya untuk berdialog dengan kelompok anak muda dari komunitas Scholas.Â
Para peserta yang mendapat kesempatan berbicara hanya menggunakan kaos seragam komunitas yang sederhana. Bukan menggunakan pakaian tradisional yang perlu persiapan khusus, bahkan mungkin perlu sewa dulu ke tempat penyewaan, perlu ke salon dulu.Â
Bukankah itu pertemuan dengan seorang kepala negara yang mendunia. Walaupun di beberapa kegiatan, contohnya pada pertemuan di terowongan silaturahmi yang menghubungkan antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, orang-orang yang berkesempatan bertemu secara langsung dengan Bapak Paus memutuskan menggunakan pakaian sesuai agama masing-masing.Â
Juga pada beberapa aktivitas kenegaraan, Bapak Paus disambut oleh anak-anak sekolah yang menggunakan baju adat dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak ada yang salah. Karena kesederhanaan itu, menurut saya, menerima apa adanya yang dipandang baik oleh masing-masing pihak.Â
Sederhana itu bukan tentang memaksaan batasan harus begini atau harus begitu. Namun demikian sederhana juga dapat berupa kepatuhan pada peraturan.Â
Peraturan yang tentunya tidak dibuat dengan semena-mena, tetapi dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan bersama. Maka itu menghormati peraturan adalah juga bentuk kesederhanaan dan kerendahan hati.
Bapak Paus datang menggunakan penerbangan komersial, bukan jet pribadi seperti yang konon kabarnya digunakan Kaesang untuk bepergian ke Amerika entah dalam rangka apa.Â