Kesederhanaan juga artinya dapat menerima perbedaan sebagai sesuatu yang biasa dan tidak perlu diperdebatkan. Sesuatu yang berbeda tidak dapat dibuat sama, karena itu tidak perlu terlalu banyak berpikir mengapa kelompok ini begini mengapa kelompok itu begitu.Â
Pola pikir yang sederhana akan dapat menerima sebuah perbedaan tanpa harus berusaha menunjukan dirinya atau kelompoknya lebih benar daripada kelompok yang lain.Â
Tidak juga mencela kekurangan orang lain. Namanya kita hidup di dunia, kekurangan itu pasti ada. Ya sudah tidak usah menjadikan kekurangan orang lain sebagai bahan gosip apapun tujuannya.Â
Dengan begitu orang lain pun tidak perlu merasa harus siap siaga pasang kuda-kuda untuk menghadapi kita. Itulah mengapa kesederhanaan itu sifatnya universal, bisa diterima semua orang. Sesederhana itu.
Memang sesederhana itu, namun untuk mencapai kesederhanaan itu, rasanya perlu benar-benar menata diri, menghargai hidup bukan dengan materi saja karena hidup bukan melulu tentang materi, mengisi diri dengan hal-hal yang baik di mata Tuhan, bukan di mata manusia. Untuk tahu mana yang baik di mata Tuhan mana yang tidak, tentunya kita harus bergaul dan berkomunikasi lebih dalam dengan Tuhan. Â
Dengan demikian, selain dapat bertoleransi dengan orang/kelompok lain, kesederhanaan juga saya yakin dapat menghindari seseorang dari keinginan memperkaya diri dengan berbagai cara, merasa wajar-wajar saja ketika ada orang yang memberi grativikasi, dst.Â
Katanya akar dari segala kejahatan adalah uang. Jika kita dapat mendidik diri sendiri untuk hidup sederhana, hidup apa adanya, tentu tidak akan terikat dengan uang. Dan bisa diprediksi godaan untuj korupsi dapat dihindari.
Semoga kesederhanaan yang ditunjukan Bapak Paus dapat membuat kita setidaknya berniat untuk mulai hidup sederhana.
Sederhana itu merdeka dari rasa takut dipandang lebih rendah oleh orang lain.
Merdeka dari godaan-godaan untuk membuat diri dipandang lebih "tinggi"
Merdeka untuk tidak disetir orang lain
Merdeka dari keinginan menguasai orang lain
dst
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H