Tidak terlalu banyak orang, namun tetap saja membuat saya merasa itu bukan tempat saya, karena melihat kepiawaian para pembicara yang berpakaian rapi, berpidato seperti para profesional atau seperti orang-orang yang berpengaruh, yang sering saya lihat di televisi. Dalam bahasa Inggris yang fasih pula. Wow!! Akhirnya saya cuma berusaha duduk tenang dan mendengarkan sambil terkagum-kagum.
Di akhir acara, rupanya nama saya dipanggil untuk berbicara di depan menyampaikan komentar atas pertemuan tersebut, sebagai orang yang baru pertama kali hadir dalam pertemuan itu.Â
Telapak tangan saya mulai basah. Tapi... masa iya saya harus lari?! Akhirnya saya pun maju. Untuk menenangkan diri, saya tersenyum lebar dan mulai bisa mengeluarkan suara.Â
Cuma beberapa kata saja yang bisa keluar, entah apa pula yang saya ucapkan. Tapi ditepuk tangani oleh semua yang hadir. Dan hufffhh....rasanya merdeka bisa kembali ke tempat duduk dengan selamat. Tidak ada polisi yang dipanggil untuk menangkap saya setelah saya berbicara di depan mereka!
Setelah pertemuan itu, kenalan saya tadi memberikan beberapa undangan pertemuan lagi untuk saya ikuti. Rupanya ada beberapa kelompok yang disebut "klub" dan masing-masing klub memiliki nama masing-masing namun semuanya terhubung secara Internasional ke Toastmasters International di Amerika.
Di kemudian hari saya pun tahu kalau organisasi ini ada di berbagai negara dan kita dapat hadir dalam pertemuan mereka sebagai anggota Toastmasters yang "bertamu" ke klub mereka.
Di awal-awal keanggotaan saya, saya sempat berpikir bahwa organisasi ini adalah salah satu sarana untuk berlatih bahasa Inggris.
Tetapi, kenyataannya organisasi ini ada dalam berbagai bahasa, karena pada dasarnya tujuan organisasi ini adalah untuk mengasah kemampuan berpidato di depan umum dan juga untuk meningkatkan keahlian kepemimpinan, dan bukan untuk mengasah kemampuan berbahasa asing.
Bahasa adalah salah satu alat agar kita dapat berkomunikasi dengan orang lain, namun berpidato dan hal kepemimpinan adalah bentuk komunikasi yang lebih tinggi.
Tidak hanya sekadar berbicara dengan bahasa yang fasih, tetapi juga tentang keteraturan dalam berbicara, penyampaian pesan yang mudah dimengerti oleh orang lain, intonasi suara yang pas, gerak tubuh dan juga mimik yang pas agar pendengar "betah" mendengarkan pidato kita.
Selain itu pemilihan dan pengolahan topik yang baik sangat penting, agar pembicara dan audiens saling terhubung melalui pidato yang disampaikan.