Secara garis besar, menurut beliau yang harus dipersiapkan adalah sumber daya manusianya. Mempersiapkan anak bangsa untuk dapat berperan dalam hal ini, yang menguasai benar-benar ilmu pengetahuan dan teknologinya. Menurut saya ini adalah strategi jangka panjang.
Jawaban ini cukup berbeda dengan jawaban capres Anies yang menurut saya lebih menekankan pada solusi praktis untuk menyelesaikan masalah keamanan siber, di mana beliau memberikan contoh serangan virus dan hacker pada komputer dan handphone rakyat Indonesia. Beliau juga menyebutkan investasi jangka panjang cukup baik, tetapi hasilnya juga akan lama.
Setuju, dalam hal menangani suatu masalah diperlukan strategi dan perencanaan jangka panjang dan juga jangka pendek. Tidak bisa hanya salah satu.
Jika siber Indonesia sudah diserang, tentu butuh solusi praktis yang harus diimplementasikan secepatnya agar tidak memperparah keadaan.
Jika mengambil contoh yang diberikan oleh Pak Anies mengenai serangan virus dan hacker, saat ini sudah banyak anti virus untuk mencegah serangan virus.Â
Serangan hacker? Tergantung siapa dan apa yang diserang. Kalau yang diserang handphone rakyat, saya rasa rakyatnya yang harus diedukasi dalam penggunaan handphone yang benar agar tidak mudah kena hack.Â
Karena kasus serangan-serangan hacker pada handphone dan komputer perorangan di Indonesia, saya rasa masih bisa terdeteksi sebelum kejadian dan bisa dihindari jika rakyat di edukasi dengan benar.Â
Selain serangan hacker, rakyat juga harus cermat menangani serangan penipu digital. Kasus penipuan digital ini sepertinya lebih banyak daripada kasus serangan hacker.
Berbeda ketika kita berbicara tentang serangan hacker atau virus yang mengancam keamanan negara. Tentu tidak dapat disamakan dengan serangan hacker pada handphone dan komputer rakyat.
Seperti apa serangan hacker, virus, atau hal sejenisnya yang dapat mengganggu keamanan negara, atau setidaknya kericuhan dalam negeri?
Serangan siber pada lembaga-lembaga negara, lembaga-lembaga yang melayani rakyat (rumah sakit, lembaga keuangan (seperti bank, perusahaan asuransi, perusahaan pengelola investasi, dll), sekolah, dsj. Penanganannya tentu perlu lebih serius daripada sekadar edukasi seperti pada kasus perorangan.