Untunglah petugas keamanan segera datang menolong Amy. Demetri juga tidak menyadari kalau Amy diam-diam merekam pembicaraan mereka.
Pada sidang terakhir, Amy berkesempatan untuk bicara:
"Hal yang paling buruk dari pemerkosaan itu bukanlah ketika kepalaku dihantamkan ke meja dapurku atau suara rusukku yang patah saat aku dibanting ke meja makanku atau bau darahku di lantai, tetapi yang terburuk adalah...ketika semua itu masih terjadi setiap hari. Setiap kali aku menutup mataku, tiap kali aku mendengar suara langkah mendekatiku. Semua itu terbayang lagi dan lagi. Dan hari ini, aku dipaksa untuk berdiri disini, lagi-lagi berhadapan dengannya karena tidak ada hukum yang bisa melindungiku. Dan yang lebih penting lagi melindungi anakku dari pria kasar itu"
Amy memutar rekaman suara Demetri yang membuktikan bahwa perkosaan itu benar-benar terjadi.
Sidang ditutup dengan kemenangan di pihak Amy dan pengadilan perkara perkosaan dibuka kembali.
Kisah ini diambil dari kisah nyata Analyn Megison. Karena kegigihannya, undang-undang hak asuh anak hasil perkosaan menjadi hukum federal pada tahun 2015. Undang-undang itu membantu mencegah anak yang lahir akibat pemerkosaan dan korban pelecehan sexual untuk berbagi hak asuh dengan pemerkosanya.Â
Seorang ibu berhak melindungi anaknya dan dirinya sendiri dari kendali seorang lelaki kasar, sekalipun lelaki itu adalah ayah biologis dari anaknya. Sekalipun hukum dan budaya tidak berpihak padanya.Â
Seorang wanita tidak rapuh seperti bunga, tetapi seperti bom! Jangan mengecilkan kekuatan seorang wanita dan jangan menjadi wanita yang lemah, karena para malaikat pun akan turun menolongmu melalui orang-orang yang kamu temui. (VRGultom).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI