Dalam pilkada eco-friendly, menyampaikan cerita yang personal, dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan menyentuh hati warga menjadi penting.Â
Alih-alih berbicara tentang perubahan iklim dalam skala global yang sering terasa jauh dari pemilih, calon bisa mengangkat isu lokal yang lebih terasa dampaknya, seperti:
- Polusi sungai atau banjir yang mungkin sudah lama menjadi keluhan warga.
- Pengelolaan sampah di lingkungan setempat yang butuh perhatian.
- Penanaman pohon untuk mencegah tanah longsor di area perbukitan.
Menggunakan kisah-kisah nyata ini akan menambah sentuhan emosional yang mampu membangkitkan rasa kepedulian pemilih.Â
Sebuah cerita sederhana seperti perubahan yang terlihat dari gerakan penghijauan di daerah tertentu, atau berkurangnya banjir karena pemeliharaan sungai, bisa mengingatkan pemilih bahwa solusi kecil ini berdampak besar dan perlu pemimpin yang siap menjalankan.
3. Membangun Platform Kebijakan yang Nyata dan Terukur
Pemilih bukan hanya butuh janji, tapi bukti. Maka, calon perlu menawarkan kebijakan yang konkret dan terukur. Dalam konteks pilkada eco-friendly, ada beberapa pendekatan yang bisa dijadikan platform kampanye:
Program Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas: Menggalakkan kampanye sampah yang tidak hanya bersih tetapi juga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Pengurangan Emisi dari Transportasi Umum: Merancang kebijakan yang mengurangi emisi karbon, seperti meningkatkan fasilitas transportasi ramah lingkungan.