Tujuan Pembelajaran Khusus:Â
CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media
Â
A. Refleksi Terkait Pengalaman Belajar
1. Â Materi Pembelajaran yang Baru Saja Diperoleh
Setelah mempelajari modul 2.3 saya sebagai seorang CGP memahami bahwa seorang guru penggerak harus mampu memahami dan menjalankan peran guru penggerak yaitu menjadi coach bagi murid. Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Ketika menjadi coach bagi guru lain. Seorang coach dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran melalui kegiatan supervisi akademik coaching clinic.
Coaching adalah hubungan kemitraan dengan klien, dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran, untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional klien. Dalam konteks pendidikan, coaching menjadi salah satu proses 'menuntun' belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya Sebagai seorang 'pamong'. Guru dapat memberikan 'tuntunan' melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.
Paradigma Berpikir Coaching:
- Fokus pada coachee
- Bersikap terbuka dan ingin tahu lebih banyak
- Memiliki kesadaran diri yang kuat
- Saya membantu coachee melihat peluang-peluang baru
Prinsip-prinsip Coaching:
- Kemitraan
- Percakapan kreatif
- Memaksimalkan potensi
Kompetensi Coaching:
- Presence (kehadiran penuh)
- Mendengarkan aktif
- Melontarkan pertanyaan berbobot
- Mendengarkan dengan RASA (Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask)
Mengajukan pertanyaan berbobot hasil dari mendengarkan aktif yaitu RASA yang diperkenalkan oleh Julian Treasure.