R (Receive/Terima), yang berarti menerima/mendengarkan semua informasi yang disampaikan coachee.Â
A (Appreciate/Apresiasi), yaitu memberikan apresiasi dengan merespon atau memberikan tanda bahwa kita mendengarkan coachee.
S (Summarize/Merangkum), saat coachee selesai bercerita rangkum untuk memastikan pemahaman kita sama.
A (Ask/Tanya). Sama dengan apa yang sudah disampaikan sebelumnya terkait kita mengajukan pertanyaan berbobot.
Alur Percakapan TIRTA:
- T (Tujuan)
Menyepakati topik pembicaraan dan hasil pembicaraan
- I (Identifikasi)
Menggali dan memetakan situasi saat ini. Hubungkan fakta- fakta yang ada.
- R (Rencana Aksi)
Mengembangkan ide untuk alternatif rencana aksi/solusi
- TA (TAnggung Jawab)
Berkomitmen akan langkah selanjutnya
2. Emosi-emosi yang Dirasakan Terkait Pengalaman BelajarÂ
Setelah mempelajari modul 2.3, saya merasa bersyukur dapat mengikuti Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 8 sehingga saya bisa mempelajari modul Coaching untuk Supervisi Akademik. Saya pun merasa termotivasi untuk dapat menerapkan ilmu yang telah saya dapat pada rekan sejawat ketika menemukan suatu masalah agar dapat meningkatkan potensi dirinya.
3. Hal yang Sudah Baik Berkaitan Dengan Keterlibatan Diri Saya Dalam Proses Belajar
Melalui kegiatan praktik, saya mampu menerapkan coaching sesama rekan guru dan menjadi coach yang baik sesuai alur TIRTA dengan memberikan pertanyaan berbobot hasil dari mendengar aktif dengan RASA sehingga coachee dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapinya. Dengan dasar memahami paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching maka akan meningkatkan kompetensi coaching pada diri saya.
4. Hal yang Perlu Diperbaiki Terkait Dengan Keterlibatan Diri Saya Dalam Proses Belajar
Melalui kegiatan praktik coaching yang telah saya lakukan, saya merasa perlu memperbaiki Presence (kehadiran penuh) saya saat melakukan proses coaching. Saya juga harus mendengarkan dengan RASA agar coachee merasa diperhatikan dan didengar oleh coach saat menceritakan permasalahannya.