Mohon tunggu...
Voni Anggraeni
Voni Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Jalan Bandungan Novel Karya NH Dini Belajar Arti Ketabahan Seorang Istri di Masa Pemberontakan PKI

24 November 2024   04:03 Diperbarui: 24 November 2024   07:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alur Novel "Jalan Bandungan" karya NH Dini.

Ini menjadi salah satu karya sastra bentuk novel terbaik yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan menjadi seorang wanita tangguh di setiap persoalan kehidupan. Novel ini menggambarkan perjuangan tidak mudah yang dialami sebagian orang di masa-masa pemberontakan PKI Madiun dari sudut pandang seorang istri.

Jalan Bandungan menceritakan kehidupan seorang perempuan sebagai tokoh "aku" yang bernama Muryati. Muryati belia digambarkan sebagai sosok yang pintar, rendah hati, dan ceria. 

Kehidupannya yang mudah dan tercukupi karena gaji sang ayah sebagai abdi negara dan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Muryati menempuh pendidikan calon guru yang saat itu dikenal dengan istilah SPG. Pada suatu ketika, ia dijodohkan dengan pemuda kenalan ayahnya yang bernama Widodo. Muryati menyapanya akrab dengan sebutan "Mas Wid". 

Muryati dilamarnya, hari-hari dijalani Muryati dan Widodo sebagai seorang kekasih, pernikahan terencana dilaksanakan setelah Muryatai lulus dari sekolah calon guru sesuai dengan keinginan ayahnya supaya putrinya itu benar-benar mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru barulah ia merestui adanya pernikahan.

Namun, di sisi lain Widodo menunjukkan sikap ketidakgemaran akan sikap Muryati dan orang tuanya yang menurutnya semakin hari semakin banyak mengatur dirinya untuk melakukan ini dan itu. 

Sebagai contohnya, Widodo enggan kala Muryati mengajaknya menonotn film sewaktu libur sekolah karena Widodo pikir itu bukan kesukaannya. 

Di lain waktu, ayah Muryati memintakan hal serupa kepada calon menantunya supaya membawa Muryati menonton. Untuk perihal "sangu" dan tiket, biarkan ayah Muryati yang menanggungnya. Namun, Widodo menanggapi hal tersebut dengan rasa hati yang berat. Dia tidak suka menonton sehingga ia merasa terpaksa dan didesak untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ia sukai.

Muryati menyadari, Widodo selalu murung saat diajak menonton. Perempuan itu mulai mempertanyakan rasa cinta Widodo terhadap dirinya. 

Ada kecurigaan mengapa Widodo tidak melakukan hal yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih seperti yang dia tahu dari buku-buku dan film; mengapa dia malah murung saat dirinya senang? Mengapa tidak kentara ada hasrat sebagaimana mestinya seorang kekasih kepada tunangannya? Muryati mulai dilingkupi berbagai keraguan akan kelanjutan hubungan dengan calon suaminya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun