Teguh hati memegang janji
Jalan kaki sepanjang hari
Gerak jari menunjuk kami
Senang hati di jalan tertatih
Rintih tangis air mengalir dari batin.
Siapa yang pentas bersama adil.
Ikuti hati dalam sedih dan prihatin.
Tapi kaki berjalan tanpa henti tiada arti.
Ambisi dihabisi oleh ambisi.
Siapa yang menangis.
Apa yang ditangisi.
Hanya kecewa yang menjadi ekspres.
Teguh batin dan hati.
Hadapi jalan masalah yang silih berganti .
Tak kunjung reda tangis di hati.
Hilang pula harapan di pipi.
Apa itu adil ?
Siapa itu adil ?
Adakah yang disebut adil?
Atau hanya candaan yang akan menjadi adil?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H