Setelah momen kesadaran, pikiranku mulai melayang ke mana-mana. Dugaan, prasangka, feeling, penelitian, dan sebagainya berbaur di dalam pikiran. Kami menerka-nerka kapan uang dan kamera itu hilang, tepatnya diambil oleh orang lain. Sampai kami sepakat, kalau ada orang yang mencurinya saat kami sedang tidur lelap cukup lama di perjalanan.
Aku menerka-nerka tiap orang yang dirasa mencurigakan. Tapi, si bapak mencegah untuk tidak suudzon pada oranglain. Ok, aku berhenti menerka. Tapi tetap saja, rasa penasaran terus memaksaku untuk berpikir. Bahkan, sampai mengaitkan satu kejadian dengan kejadian lainnya.
Aku mulai mengambil kesimpulan, dari mulai mimpi digigit ular kecil yang "katanya" bisa memberi tanda kalau akan ada masalah, perasaan yang tidak nyaman dan mengisyaratkan akan terjadi sesuatu yang buruk, si petugas bus yang tidak memperkenankan kami simpan barang di bagasi, dan tidur kami yang sangat pulas dengan jangka waktu cukup lama padahal itu tidak biasanya.
Aku yakin ini bukanlah sebuah kebetulan. Pun, aku yakin juga bahwa ada sesuatu yang terencana atas hal ini. Maksudnya?
Sedikit informasi ya, guys! Bukan maksud menjelekkan, tapi ini asli! Di dalam bus, tidak ada layar untuk memonitor penumpang. Biasanya layar ini bisa dilihat sopir untuk mengetahui bagaimana keadaan di belakang. Seperti bus yang aku tumpangi saat keberangkatan, ada layar, bahkan ketika ada pergerakan sedikit dari penumpang, lampu langsung dinyalakan oleh kernetnya.
Sementara si bus ini, nyaris lampu selalu padam. Kernet berasa acuh, monitor pun tidak ada. Dan HEBATNYA, kok bisa ada MALING yang LANCAR TANPA KENDALA mencuri barang berharga milik penumpang? Apakah supir tidak melihat pergerakan aneh dari penumpang yang menggerayangi tas penumpang lain dan mengambil barang-barangnya? Atau memang ada unsur kesengajaan?
AH ENTAHLAH! Yang jelas, kehilangan ini kuanggap sebagai peringatan bahwa masih ada hak orang lain di dalam hartaku. Toh, harta juga hanya titipan. Aku sih hanya berdoa, semoga si maling mencuri itu karena mendesak. Mungkin karena keluarganya sedang butuh uang, sehingga terpaksa maling. Itu sih kata si bapak yang selalu menyuruhku untuk berpikir positif.
Pun, mungkin dengan kehilangan ini, aku bisa mendapatkan hal lain yang lebih baik lagi sebagai penggantinya dari Allah SWT. Sarannya sih, semoga pihak bus bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan keamanan bagi penumpang. Jangan sampai memberi celah pada para pencuri yang sangat merugikan penumpang. Apalagi untuk bus antar kota-provinsi, keamanan dan kenyamanan harus jadi nomor satu.
Memang, dari segi harga sangat murah. Untuk Wonosobo-Rawamangun, harganya hanya Rp 110.000. tapi di bus lain pun, harganya sama, namun keamanan sudah dipastikan. Bahkan saat di D*mri, si kernetnya selalu cek keliling ke belakang secara berkala.
Aku yakin, si pencuri ini pasti menyamar sebagai penumpang untuk melancarkan aksinya. Setidaknya, si supir atau kernet harusnya bisa bantu memantau bagaimana pergerakan di kawasan penumpang. Semoga tidak ada korban-korban selanjutnya yang kehilangan barang berharga di dalam bus. Bukan maksud menjelekkan, hanya berbagi pengalaman dan menjadi pelajaran untuk teman-teman agar lebih waspada. Tidak hanya di bus yang kami tumpangi saja, tapi di semua kondisi dan lingkungan. Sebab, kejahatan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja! Terencana atau tidak!