Kulihat orang-orang itu melangkah ke arahku. Melihat gelagat itu aku segera masuk mobil dan tancap gas.
“Catat nomernya! Catat nomernya!”
Aku melejit ke jalan raya. Kukebut mobilku tanpa perasaan panik. Aku sudah berniat memberikan senja itu untukmu dan hanya untukmu saja, Alina. Tak seorang pun boleh mengambilnya dariku.
...
Begitulah, Seno memanfaatkan senja dan mempermainkan logika. Senja telah hilang dan cakrawala berlubang sebesar kartu pos karena telah diambil tokoh aku guna dipersembahkan kepada pacarnya. Cerpen ini terkesan serius walau pembaca menganggapnya tak masuk akal. Pembaca seolah dibuat berdebar dan ikut merasakan keseriusan tokoh “aku” yang dikejar-kejar semua orang yang merasa kehilangan senja.
Saya sudah berkali-kali membaca cerpen yang berisi tentang senja ini. Berkali-kali juga saya dibuat menerawang membayangkan setiap untaian kalimat demi kalimat yang berpadu dengan indah dalam cerita. Namun, tetap saja saya belum bisa menemukan makna yang tetap dalam menentukan apa sebenarnya senja yang dimaksud oleh Sang Prosais Seno Gumira ini.
Dalam konteks keilmuan, ketika akan membahas atau mencari sebuah makna dari cerpen kita harus memerhatikan tanda atau lambaang yang mana itu berdasarkan pada teori semiotik. Pelopor ilmu semiotik ada dua yaitu; Ferdinand de Saussare dan Charles Sanders Peirce. Teori Peirce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia dapat mewakili sesuatu yang lain. Tanda yang mewakilinya disebut representamen (referent).
Senja dalam cerpen karya Seno ini bisa dikatakan sebagai tanda yang mewakili sesuatu yang lain. Senja yang menjadi senja yang lain. Yang jelas, makna senja yang lain dari senja dalam cerpen ini bukanlah kata-kata, melainkan hal yang lebih indah. Sebagaimana dalam kutipan;
….
Kukirimkan sepotong senja untukmu Alina, bukan kata-kata cinta. Kukirimkan padamu sepotong senja yang lembut dengan langit kemerah-merahan yang nyata dan betul-betul ada dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampir tenggelam ke balik cakrawala.
……