Mohon tunggu...
Silvi Novitasari
Silvi Novitasari Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Penyuka kamu, buku, senja, dan keindahan. Sempat jadi orang yang ansos, tapi akhirnya jadi orang sosial lewat tulisan. Bahkan menjadi sarjana sosial :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Distorsi Akal dari Kekuatan Imajinasi Cerpen "Sepotong Senja untuk Pacarku" Karya Seno Gumira Ajidarma

19 November 2016   10:02 Diperbarui: 4 April 2017   18:14 6774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Cerpennya yang berjudul “Sepotong Senja untuk Pacarku” pertama kali dimuat dimuat di Harian Kompas pada Minggu, 9 Februari 1991. Dan menjadi cepen terbaik pilihan Kompas pada tahun 1993. Hingga kemudian dibukukan pada tahun 2002, dengan judul yang sama. Sepotong Senja untuk Pacarku pun telah menarik perhatian penyuka sastra. Hingga terus-menerus bukunya dicetak ulang kembali.

Sepotong Senja untuk Pacarku”, sebuah cerpen yang menceritakan sebuah surat berisi sepotong senja yang diberikan oleh seorang laki-laki kepada kekasihnya yang bernama Alina. Dalam cerpen dikisahkan bahwa sang tokoh “aku” mengerat sebuah senja di tepi pantai lengkap dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Ia memang sangat ingin memberikan sepotong senja pada kekasihnya. Ia tak mau memberikan banyak kata-kata, karena pada kenyataannya kata-kata sudah tidak berguna.

Selalu tentang senja, dalam cerita itu, sang tokoh “aku” berhasil mengerat sepotong senja yang ditaruh dalam sakunya. Walaupun setelah senja itu ia potong, tokoh “aku” rela dikejar-kejar oleh polisi karena ia diduga telah mencuri senja dan membuat gempar. Ia menyelip-nyelip dengan kecepatan tinggi bersama mobil Porsche-nya, hingga terjerembab ke dalam gorong-gorong yang baunya amat bacin dan pesing atas saran dari seorang gelandangan.

Dalam gorong-gorong, ia menemukan banyak anak-anak gelandangan yang matanya sama sekali tidak memancarkan kebahagiaan, hingga ia pun dihadapkan pada sebuah alam lain yang persis sama dengan tempat di mana ia memotong senja. Namun, alam itu terasa sangat berbeda, karena baginya tidak ada manusia, tidak ada tikus, bahkan dinosaurus. Hanya ada senja yang sama indahnya, lantas ia kerat kembali senja itu dengan bentuk lubang seperti kartu pos yang sama seperti senja pertama.

Hingga ia kembali ke atas buminya. Tidak ada lagi polisi. Hanya ada seorang gelandangan yang telah membantunya sedang bermain saksofon. Ia kembali ke mobilnya dan melesat jauh. Ia kembali ke pantai, lantas memasangkan senja dalam gorong-gorong kepada cakrawala tempat senja asli yang pertama kali ia kerat dan pas. Lalu senja yang asli ia masukan ke dalam sebuah amplop untuk dikirimkan pada kekasihnya, Alina. Lengkap dengan matahari, kepak burung, laut, pantai, dan cahaya keemasan bersama salam kerinduan dari sebuah tempat tersunyi di dunia.

Cerpen “Sepotong Senja untuk Pacarku” adalah sebuah cerpen unik dan  mempesona meski tak ada penggambaran tokoh yang detail. Dalam cerita itu hanya disebut nama seorang gadis bernama Alina yang dikirimi sepotong senja oleh tokoh  aku. Bagaimana wajah Alina, apakah berjerawat, hitam atau putih, berapa usianya, apa pakaian kesukaannya, bagaimana rambutnya, cara berjalannya, itu tidak dijelaskan. Juga tokoh aku, sama sekali tidak diberi penggambaran bagaimana sosok yang menjadi aku. Dalam kisahnya sosok aku hanya terkesan seseorang yang nekat sampai harus memotong senja agar bisa memberikan senja tersebut pada Alina, kekasihnya.

Namun ada yang lebih menonjol dari cerpen karya Seno ini, yaitu suasana dan alur kisah yang penuh kegemparan. Imajinatif. Ya, pada pembahasannya. dapat  saya katakan bahwa cerpen “Sepotong Senja untuk Pacarku” memiliki nilai imajinatif yang sangat tinggi. Absurd dan tidak masuk akal tapi sangat unik. Seno sangat pandai sekali dalam memainkan kata-kata, membuat pembaca menerawang dan bertanya-bertanya.

Dimulai oleh kata-kata indah yang membuat pikiran menerawang seperti dalam kutipan awal cerita;

Alina tercinta,

Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apa kamu menerimanya dalam keadaan lengkap?”

Senja, dan selalu tentang senja. Seno banyak sekali menggunakan  kata senja sebagai latar atau pun topik pada setiap karyanya. Khususnya dalam cerpen “Sepotong Senja untuk Pacarku”, di sana yang menjadi topik utamanya adalah membahas perihal senja. Yang menarik di sini adalah, pembaca dibawa untuk berfantasi, memikirkan tentang senja namun perlu mengeruk pikiran untuk menemukan makna dari senja yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun