Mohon tunggu...
Vivi Hardianti
Vivi Hardianti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Mataram

24 Desember 2023   18:33 Diperbarui: 25 Desember 2023   19:37 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN PANCASILA KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM PADA KEBIJAKAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Vivi Hardianti (2021A1C312)

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Universitas Muhammadiyah Mataram

v.hardianti2369@gmail.com

ABSTRAK

Masih kurangnya pemahaman mahasiswa terkait Kurikulum Merdeka secara utuh dan terperinci menjadi kendala dalam kesiapan mahasiswa sebagai calon guru yang akan mengimplementasikan kurikulum ini. Terbatasnya diskusi dan kajian terhadap isu Kurikulum Merdeka sehingga menjadi minimnya penelitian pada bidang ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan UMMAT terkait kebijakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara (kuisioner) dan dokumentasi hasil studi kepustakaan. Pengolahan data dilakukan dengan cara reduksi data, pemaparan data dan kemudian kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa Prodi Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan UMMAT masih "sangat kurang" terkait apa itu Kurikulum Merdeka, pengaplikasiannya dan program apa saja yang terdapat dalam Kurikulum ini termasuk yang menjadi isu pentingnya adalah pelaksanaan Pojek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kata kunci: Pemahaman, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

A. PENDAHULUAN

Pemahaman mahasiswa Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan sebagai seorang calon guru akan sebuah kebijakan di dunia pendidikan memang perlu untuk dilakukan pengkajian sebab kesiapan calon guru adalah modal awal akan bagaimana wajah dunia pendidikan Indonesia ke depan. Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terkait kurikulum  pendidikan sudah sangat banyak dan beragam dimulai dari Kurikulum 13 (K13) sampai yang terbaru adalah Kurikulum Merdeka. Pemahaman mahasiswa terkait kurikulum merdeka dinilai masih belum matang dan siap sebab adanya kebiasaan pada mahasiswa adalah merasa masa bodoh atau tidak tertarik untuk mengikuti isu dan kebijakan yang dibuat pemerintah. Hal ini disebabkan pola hidup hedonistik dan bohemian yang diterapkan mahasiswa serta pengaruh sifat individualistik yang semakin kuat akibat pengaruh teknologi. 

Problem pemahaman mahasiswa terkait kurikulum merdeka memang masih jauh hal ini dapat dilihat dari intensitas diskusi dan jumlah penelitian yang dilakukan terkait isu Kurikulum Merdeka dengan segala macam model perangkat di dalamnya termassuk Projek Pengutan Profil Pelajar pancasila masih sangat sedikit terutama mahasiswa Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Mataram. Selain kurangnya minat dari mahasiswa sendiri, peran dari dosen pun dinilai berkontribusi akan permasalahan minimnya pemahaman mahasiswa terkait Kurikulum Merdeka secara konprehensif. Peran dosen untuk mengarahkan dan memberi isu kajian studi lanjutan untuk penelitian terkait Kurikulum Merdeka masih kurang padahal mahasiswa seharusnya dibiasakan untuk mengkonsumsi persoalan isu terkini terkait dunia pendidikan dan membiasakan mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dua sisi inilah yang mempengaruhi minimnya pemahaman mahasiswa terkait kebijakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan kesiapannya menjadi calon guru.

Perlu diketahui bahwa hari ini memang perlu adanya sebuah paradigma baru untuk membangun kualitas pendidikan dengan menghadirkan kurikulum baru pasca Pandemi Civid 19 yang dinilai menjadi sebab terjadinya Ketertinggalan Belajar (learning lost) dan Krisis Belajar (learning crisis) yang sempat dialami dunia pendidikan di Indonesia dan hampir di seluruh dunia. Kurikulum merdeka mengarahkan pembelajaran sesuai dengan minat, gaya belajar, dan kemampuan peserta didik, serta memberikan ruang yang lebih luas bagi perkembangan karakter dan keterampilan dasar peserta didik. Dengan ciri tersebut maka karakteristik dari Kurikulum Merdeka adalah: pembelajaran berbasis projek, fokus pada materi esensial sehingga cukup waktu untuk peningkatan kompetensi dasar, fleksibelitas bagi guru dalam pembelajaran yang bersifat berdiferensiasi sehingga sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik dan kesesuainnya dengan konteks dan muatan lokal.

Untuk dapat memahami penerapan Kurikulum Merdeka maka perlu dipahami bagaimana peta konten untuk memahami Kurikulum ini. Pertama, dengan langkah memahami garis besar Kurikulum Merdeka baik dari regulasi yang berlaku dan kajian akademik kurikulum untuk pemulihan pembelajaran. Kedua, dengan memahami pembelajaran dan asesmen. Ketiga, dengan memahami pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan dalam kurikulum merdeka. Keempat, memahami pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Langkah-langkah ini perlu untuk diketahui dan dikuasai oleh mahasiswa pendidikan sebagai calon guru, guru dan pengajar pada umumnya terutama kaitannya dengan implementasi pengembangan P5.

Persoalan yang kerap terjadi dalam pelaksanan P5 adalah terkait penyusunan program yang akan dijalankan, serta pemahaman dari guru selaku fasilitator terkait apa yang menjadi Capaian Pembelajaran (CP) dan apa yang dimaksud capaian kompetensi. Keterbatasan memahami dua hal ini menjadi membesar karna tidak adanya kampanye penerapan P5 terutama dimulai dari mahasiswa pendidikan yang akan bertindak sebagai pendidik. Maka perlu untuk dilakukan kajian lebih mendalam terkait satu tema penelitan dengan Rumusan Masalah: Bagaimana Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Mataram Pada Kebijakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila?.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa pendidikan pancasila kewarganegaraan universitas muhammadiyah mataram pada kebijakan projek penguatan projek profil pancasila (P5). Dibatasi pada masaslah/persoalan "kebijakan" sebab mahasiswa di sini bukan sebagai pelaku yang terlibat dalam projek tersebut namun sebagai pembelajar. Maka jika sebagai pelaku tentu pilihan batasan masalah/persoalan berada pada tingkat pemahaman dalam "pelaksanaan" P5.

Untuk mengukur pemahaman mahasiswa pendidikan pancasila kewarganegaraan UMMAT maka populasi tentu jumlah mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila Kewaarganegaraan yang terdiri dari semester 1, 3, 5 dan 7 pada tahun 2023. Untuk mempermudah penelitian maka di ambil sampel berupa purposive sampling atau berdasar tujuan dimana diambil mahasiswa semester 5 dan 7 mengingat mereka akan segera lulus dan cakupan pemahaman akan kebijakan kurikulum dipandang matang, juga lebih rinci lagi terhadap sampel semester 5 dan 7 dilakukan (random sampling) yang dipilih dari beberapa mahasiswaada di semester 5 dan 7 tersebut yang berkisar 50 orang untuk memenuhi data yang diperlukan.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif di mana data diperoleh dari hasil wawancara dan studi kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan cara bebas terpimpin artinya pewawancara melakukan kegiatan wawancara dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan (kuisioner) dengan mengukur tingkat pemahaman atas kebijakan Kurikulum merdeka dengan segala perangkat di dalamnya (P5), namun tidak menutup kemungkinan akan ada pertanyaan di luar dari apa yang telah disiapkan. Kemudian dilakukan dokumentasi atas hasil yang diperoleh dari wawancara dan penelusuran kepustakaan berupa karya ilmiah yang relevan dengan objek kajian dan dilakukan pengolahan data secara kualitatif berdasar penguraian atau deskriptif naratif, untuk memudahkan mengambil kesimpulan maka uraian secara induktif dilakukan untuk mencapai kejelasan masalah. Model analisis data Miles dan Habermas, menjadi model yang dipilih mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka langkah-langkahnya adalah tahap reduksi data, tahap penyajian data, baru dilakukan penarikan kesimpulan. 

B. PEMBAHASAN

Penjelasan seperti yang disampaikan oleh Murray Prin, terkait kurikulum bahwa kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen tertulis serta hasil dari implementasi dokumen yang tersusun. Kurikulum merupakan sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan maka kurikulum harus memiliki peran konservatif, kreatif, kritis dan evaluatif.

Uraian tentang kurikulum di atas menghantarkan kepada keharusan untuk selalu dievaluasi secara berkala, dinamis, dan inovatif mengingat kurikulum adalah nyawa dalam sistem pendidikan yang terus berkembang berdasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat. Maka tidak heran jika setiap generasi membutuhkan akses pemebelajaran sesuai dengan kondisi dan tantangan pada zamannya. Dengan alasan perubahan dan mengikuti tantangan kebutuhan perkembangan zaman apa lagi pasca terjadinya Pandemi Covid 19 maka dipandang perlu untuk dibuatkannya satu kurikulum yang memberikan solusi untuk itu yang menekankan pada kebijakan merdeka belajar. Maka kurikulum merdeka menjadi pilihan.

1. Memahami tentang Kurikulum Merdeka.

Kuriklum merdeka berpegang pada konsep merdeka belajar, dengan mendorong pembelajaran sesuai minat, gaya belajar, dan kemampuan peserta didik, serta memberikan ruang yang lebih luas bagi perkembangan karakter dan keterampilan dasar peserta didik dengan tiga karakteristik utama diantaranya; Pertama, pembelajaran berbasis projek, untuk pengembangan karakter dan soft skill. Kedua, f satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.

Panduan ini memfasilitasi proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran mengembangkan alur tujuan pembelajaran, modul ajar, serta asesmen pada awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi. Dokumen ini juga memuat perencanaan serta pelaksanaan asesmen yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil penilaian atau asesmen.

Ketiga, dengan memahami pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan dalam kurikulum merdeka. Untuk memahami hak ini dapat dipelajari dalam dokumen Panduan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan merupakan dokumen yang berisi prinsip dan contoh strategi untuk memandu satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasionalnya. Kurikulum operasional dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerah. Dalam menyusun kurikulum operasional, satuan pendidikan diberikan wewenang untuk menentukan format dan sistematika penyusunannya. Panduan meliputi komponen minimal yang ditetapkan oleh Kementerian dalam regulasi yang mengatur Struktur Kurikulum Merdeka dan satu komponen tambahan, yaitu pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional yang dapat dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang siap untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berkelanjutan.

Keempat, memahami pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Untuk memahami P5 maka dibutuhkan Panduan pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Panduan ini memuat penyiapan ekosistem sekolah, desain projek penguatan profil pelajar Pancasila, pengelolaan projek penguatan profil pelajar Pancasila, pengolahan asesmen dan melaporkan hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila, serta evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Panduan ini berisi prinsip-prinsip pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila dan dibuat untuk mendampingi dokumen lain yang mempunyai peran saling melengkapi. Untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh, panduan ini perlu dipakai bersamaan dengan dokumen profil pelajar Pancasila dan contoh modul projek penguatan profil pelajar Pancasila. Dokumen rofil pelajar Pancasila berisi matriks perkembangan untuk setiap sub elemen dari fase PAUD hingga SMA/SMK. Sementara modul projek penguatan profil pelajar Pancasila berisi contoh perencanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang disusun sesuai dengan tema dan fase tertentu

2. Memahami tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, pengembangan keterampilan, serta menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar Pancasila. Langkah-langkah yang perlu dipahami sebelum memulai projek antara lain: Pertama, Memahami apa itu projek penguatan profil pelajar Pancasila, perlunya P5, gambaran pelaksanaan, prinsip serta manfaatnya. Kedua, menyiapkan ekosistim sekolah atau budaya satuan pendidikan yang sesuai untuk dapat melaksanakan projek, serta peran masing-masing pihak dalam lingkungan satuan pendidikan mulai dari pendidik dan peserta didik. Ketiga, mendesain bagaimana tahapan perencanaan projek, merancang dan mengembangkan projek. Keempat, mengelola projek agar bagaimana projek dapat berjalan lancar, apa saja yang perlu untuk di kuatkan atau ditingkatkan oleh guru sebagai fasilitator mulai dari pengawalan kegiatan projek, pengoptimalan pelaksanaan, penutupan, sampai keterlibatan mitra dalam projek. Kelima, Mendokumentasikan dan melaporkan hasil pelaksanaan projek. Mulai dari mengoleksi dan mengolah hasil asesmen dan menyusun rapor bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi. Pendidik dapat tetap melaksanakan pembelajaran berbasis projek di kegiatan mata pelajaran (intrakurikuler). Pembelajaran berbasis projek di intrakurikuler bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran (CP), sementara projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila.

Prinsip-prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan Pertama, secara holistik, Dalam konteks perancangan Projek Penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Tema projek bukan sebuah mata pelajaran tematik melainkan perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu yang terkoneksi antara pelajar, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realita hidup sehari hari. Kedua, Kontekstual, prinsip ini berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya. Ketiga, Berpusat Pada Peserta Didik, ini berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek profil sesuai minatnya. Prinsip ini diharap dapat mendorong peran P5 untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam peserta didikan intrakurikuler.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan ruang bagi semua anggota komunitas satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan dan mengamalkan profil pelajar Pancasila. Manfaat P5 ini untuk Satuan Pendidikan agar menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat. Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya. Manfaat untuk Pendidik, merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran. Sedangkan manfaat untuk Pesrta didik, memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.

Menyiapkan Ekosistem Satuan Pendidikan.

Membangun budaya satuan pendidikan yang mendukung pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang Berpikiran Terbuka, atinya satuan pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Senang Mempelajari Hal Baru, Kegiatan P5 akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki kesenangan untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus. Kegiatan ini diharap dapat membantu tercapainya karakter pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di dalamnya. Kolaboratif, Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling memberikan dukungan satu sama lain, perlu dilakukan anatar berbagai elemen dalam tri sentra pendidikan sehingga pelaksanaan projek dapt optimal. 

Memahami peran peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila hal ini akan optimal jika: Peserta didik berperan sebagai subjek pembelajaran yang diharapkan dapat terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan. Pendidik berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang diharapkan dapat membantu peserta didik mengoptimalkan proses belajarnya, sementara Lingkungan Satuan Pendidikan berperan sebagai pendukung terselenggaranya kegiatan yang diharapkan dapat mensponsori penyediaan fasilitas dan lingkungan belajar yang kondusif.

C. PENUTUP

Kesimpulan

Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman mahasiswa Prodi Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan UMMAT masih "sangat kurang" terkait apa itu Kurikulum Merdeka, pengaplikasiannya dan program apa saja yang terdapat dalam Kurikulum ini termasuk yang menjadi isu pentingnya adalah pelaksanaan Pojek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Saran

Peran dosen dalam memberikan pemahaman dan pemantik untuk dilakukannya kajian dan diskusi terkait Kurikulum Merdeka perlu diintenskan sehingga dapat menjadi isu yang menarik bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan penelitiaan di bidang ini.

Untuk mahasiswa agar mau berinisiatif untuk mecari tau dan memahami secara utuh Kurikulum Merdaka dan menjadikan isu ini sebagai isu untuk dikaji lebih lanjut dalam sebuah penelitian ilmiah

 DARTAF PUSTAKA

Awaliyah Septiani, Novaliyosi, Hepsi Nindiasari, "Implementasi Kurikulum Merdeka Ditinjau Dari Pembelajaran Matematika Dan Pelaksanaan P5 (Studi Di SMA Negeri 12 Kabupaten Tangerang)". Aksioma: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, Vl 13, No 3 Desember 2022. Hlm. 421-435.

Barlian, U. C., Solekah, S., & Rahayu, P. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language Research.

Jagad Aditya Dewantar, dkk. (2023). Identitas Nasional: Kontribusi Program P5 dalam Kurikulum Baru Guna Membangun Rasa Nasionalisme di SMP Negeri 16 Pontianak, Jurnal Kewarganegaraan. Vol. 7 No. 1 Juni 2023. Hlm. 1-18.

Lexi J Moleong, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Cet Ketiga, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rizky Satria, dkk. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi.

Saputra, I. G. P. E., Sukariasih, L., & Muchlis, N. F. (2022). Penyusunan Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Menggunakan Flip Pdf Profesional Bagi Guru SMA Negeri 1 Tirawuta: Persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka. Prosiding Seminar Nasional UNIMUS, 5, Hlm. 1941--1954.

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia), (2013), Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wina Sanjaya, (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Windy Hastasasi, dkk, (2022), Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia.

Yogi Anggraena, dkk, (2022), Panduan Pembelajaran Dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Menengah, Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun