Dampak lainya yang dialami setelah peristiwa Cemethuk 1965 yaitu adanya wajib lapor seminggu sekali di kecamatan, bagi pendukung PKI dan keturunan anggota PKI yang masih tinggal di Dusun Cemethuk juga harus membayar biaya bulanan berupa batu pondasi, 1000 batu bata, atau bahkan satu truk penuh pasir. Pengalaman Dinoyo yang mendapat "screening" dari pihak kecamatan dan diharuskan menyiapkan seribu batu bata di halaman rumah. Pada 21 Oktober 1965, PNI Ranting Cemethuk, dan Pemuda Demokrat Ranting Cemethuk mendapat perintah tertulis dari Anak Cabang Cluring yang memberikan perintah, bahwa PNI dan Pemuda Marhaen segera membentuk Badan Komando Keamanan Sementara yang diketuai Santoso Hadi dan Soemardi Djamal; Badan ini bertugas menumpas habis sisa sisa gerombolan PKI yang ada di Dusun Cemethuk; pelaksanaan penumpasan ini tidka boleh main hakim sendiri,melainkan harus bertindak dibelakang komando ABRI
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H