bersatu di sehelai kertas
tinggalkan jejak yang beranjak menuju peradaban baru
seharusnya sajakku berlari, tinggalkan mimpi Kafka
karena kasat mata ini tak lagi rimbun
membaca melodrama yang ada di pikiran Kafka
dan kutuangkan morfem, meski bukan babak rindu
yang bisa menyatukan masaku dengannya
Entah, apakah ini sepenggal dusta
menyelinap di tubuh sajakku
hingga bayangan Kafka hanya menjadi tarian
di serpihan cahaya yang mengalungi pusarannya
atau sebuah mimpi yang harus kusempurnakan
meski melayang samar di raut mega
seperti doa-doa yang menyertai zaman
Malang, Februari 2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!