Istilah kontermporer di gunakan untuk era di tahun terkahir yang saat ini sedang berjalan. Era ini merupakan kelanjutan dari era modern  yang mana merujuk pada perkembangan sains di Eropa. . Era baru ini diikuti dengan revolusi industri di bidang ekonomi dan revolusi Perancis di bidang politik. Karena itu sebenarnya istilah modernisme mencerminkan perkembangan yang terjadi di Eropa sebagai titik balik dari abad kegelapan Eropa, namun kemudian gerakan modernisasi dan paham modernisme juga menyebar ke dunia Islam. Namun dunia Islam malah mengalami kemunduran yang berangsur-angsur.
Kondisi keterpurukan dunia Islam muncul saat dunia Barat mengalamai perkembangan dan mengakibatkan krisis kepercayaan diri sebagian umat islam. Hal ini menjadikan dunia Barat sebagai tiruan di hidup mereka. Terlihat dari trend makanan, berpakaian, mengelola pesta, berprilaku dan lainnya.
Ada beberapa faktor eksternal dari problematika masyarakat Islam kontemporer, yaitu :
1. Gazwul Fikri (Invasi Pemikiran)
Yaitu, usaha suatu bangsa untuk menguasai pemikiran bangsa lain (kaum yang di invasi), lalu menjadikan mereka sebagai pengikut setia terhadap setiap pemikiran, idealisme, way of life, metode pendidikan, kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan. Invasi ini benar-benar merusak tatanan masyarakat Islam.
Yang terkait dengan Ghazawul Fikri adalah Zionisme, Orientalis, dan Kristenisasi. Ketiga ini belum tentu saling terkait satu sama lain.
Zionisme adalah gerakan politik dari sebuah etnis Yahudi ekstrim, yaitu bertujuan mendirikan Negara bagi bangsa Yahudi di Palestina, sebagai loncatan untuk meraih apa yang mereka cita-citakan yaitu menguasai dunia dan menciptakan pemerintahan Yahudi Raya. Pencetus gerakan ini adalah Theodore Hertzel, seorang wartawan Austria keturunan Yahudi.
Orientalisme adalah kajian yang dilakukan oleh orang-orang Barat terhadap negara-negara timur (khususnya Islam) mengenai budaya, sejarah, agama, sosial, ekonomi, politik dan segala hal yang terkait dengannya. Hal ini terjadi berawal saat Islam menguasai dunia Barat yang saat itu masih tenggelam dalam jaman kegelapan.
Kristenisasi secara bahasa adalah upaya untuk mengkristenkan orang lain dan menyebarkan ajaran kristen keberbagai negara. Namun tujuan mereka sebenarnya tidak hanya menjadikan orang masuk agama kristen, tapi malah yang utama adalah mengeluarkan orang Islam dari keIslamannya.
2. Sekulerisme
Sekulerisme di anggap baik oleh Barat. Pemisahan ilmu agama dan non agama yang merupakan bagian dari upaya untuk menghilangkan peran agama dalam masyarakat dan ememunculkan keraguan akan kebenaran agama.
3. Kapitalisme, materialisme, metode ilmiah-positifisme dan modernisasi
Hal-hal di atas muncul dan menjadi masalah besar bagi umat islam. Berawak dari temuan metode ilmiah dan pengembangan iptek yang bersumber pada paradigm material kemudian berlanjut dengan kapitalisme yang merasuki system pembangunan dan ekonomi umat islam.
Mereka merayu para pembesar islam dengan memberikan pinjaman/hutang dengan imbalannya mereka memperoleh hak investasi ekonomi dan memasok Negara Muslim dengan harta dan proyek ekonomi ke perusahaan yang kemudian mengendalikan perilaku ekonomi seperi yang mereka kehendaki. Dan setelah itu mereka leluasa mengubah aturan-aturan seperti pendidikan, hukum, pemerintahan sampai pada peradaban.
4. Ancaman berupa sanksi ekonomi, perdagangan maupun politik (hubungan luar negari)
Hal ini lebih mengerikan karena sudah mengarah pada timbulnya rasa ketakutan yang berlebihan kepada pihak barat. Hal ini seakan menghalangi tindakan atau sikap umat Islam untuk menanggapi sebuah permasalahan mapupun isu.
Ada pula faktor internal dalam problematika masyarakat Islam kontemporer, yaitu :
1. Runtuhnya khilafah
Keruntuhan Daulah Islamiyah melalui pembubaran Khalifah oleh Mustapa Kamal tanggal 3 Maret 1924, kemudian di ikuti oleh pemisah agama dan Negara serta model model sekular lainnya telah merusak umat Islam dan seolah islam tidak akan pernah seperti itu lagi.
2. Perpecahan umat islam dan kurang ukhwah
Dijadikannya Negara muslim menjadi banyak dan kecil-kecil menjadika umat islam selalu dalam keadaan berpecah belah, sehingga Negara muslim leih banyak di sibukkan dengan perebutan batas Negara dan munculnya paham sukuisme dan nasionalisme sempit
3. Fanatisme Madzab
Sampai sekarang, umat islam masih terjebak dengan pembahasan permasalahan madzab yang notabennya adalah permasalahan cabang. Hal ini bisa mengakibatkan perpecahan
4. Pluralisme Gerakan
Sebenarya, banyakanya gerakan islam bisa menjadi suatu sinergi dakwah jika  berlandaskan kebersamaan, profesionalisme, dan spesifikasi gerakan. Namun karena tidak berlandaskan kebersamaan, menjadikan tidak optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H