Mohon tunggu...
Visya Al Biruni
Visya Al Biruni Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A mom who passionates in minimalist lifestyle, writing, and reading.

Parenting & Minimalist Mom Blogger. Mompreneur. Mom Learner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Kamu, dan Buku-buku

24 September 2020   21:12 Diperbarui: 24 September 2020   21:18 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku, Kamu dan Buku Itu

Mata dan jariku bergerak menelusuri deretan buku di rak bernomor 031-010 itu. Dari kanan ke kiri, dari atas ke bawah. Sekali, hingga tiga kali. Aku yakin aku tak melewatkannya. Buku yang kucari benar-benar tidak ada. Baru dua hari lalu aku melihatnya. Tiba-tiba aku merasa menyesal tak langsung meminjamnya, malah lebih memilih meminjam buku lain.

Kuhela nafas satu lepasan. hingga aku tiba di loket peminjaman. Ketika sedang menyertakan buku-buku yang akan kupinnam, persis di sebelahku berdiri seorang lelaki yang sedang menunggu petugas

Ah, buku itu!

"Maaf, Mas, itu bukunya mau dipinjam atau dikembalikan?"

Lelaki itu menoleh ke arahku. "Oh ini, mau saya kembalikan. Mbak mau pinjam?" sebelum sempat menjawab, ia melanjutkan "Nih pinjam aja. Masa pinjam saya masuk seminggu lebih kok."

"Ah, masa pinjam atas nama orang yang baru kukenal?" sergahku dalam hati. Beruntung aku masih bisa menahan untuk tak menyuarakannya.
Aku langsung  teringat  prosedur peminjaman di perpustakaan ini memang gampang-gampang sulit. Yang jelas begitu buku sudah dikembalikan, tak bisa langsung dipinjam, harus lewat bagian pemeriksaan. 

Tanpa pikir panjang aku mengiyakan. Yang pasti sekarang aku butuh buku itu.
"Oke deh, Mas. Saya ambil."

Tiba-tiba aku teringat drama melankolis tentang muda mudi yang bertemu di perpustakaan dan bertukar nomor telepon.
"Sudah, ya, Mbak." Beruntung Mbak petugas bersuara sebelum pikiranku makin ngawur.

Setahun berselang, lelaki yang meminjamkan buku itu berdiri di hadapanku, di pesta pernikahanku. 

"Ini buku yang setahun lalu kamu pinjam. Sebagai hadiah pernikahanmu."

Beberapa detik kemudian ia berpindah pada pria di sebelahku. Aku memandangi buku yan ada di genggamanku. Sayangnya aku sudah "selesai" dengan buku itu, sama seperti "selesaiku" dengan pemberinya.

Aku percaya apa yang baik untukku tidak akan melewatkanku. Pun apa yang melewatkanku bukanlah yang baik bagiku.

Sepekan berselang, kudatangi kembali perpustakaan itu bersama suamiku. Dulu aku pernah punya kisah disini. Biarlah menjadi pembelajaran, kini aku siap menyongsong masa depan. Bersama dia yang menerima lebih dan kurangku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun