Mohon tunggu...
Visellia Aisharesti
Visellia Aisharesti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional - Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Saya suka menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Perdagangan Antara Amerika Serikat dan China Menurut Teori Konstruktivisme

31 Mei 2024   10:26 Diperbarui: 31 Mei 2024   14:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama kelamaan, dengan upaya untuk menghindari kebijakan Trump tersebut, kebanyakan perusahaan memindahkan produksi mereka keluar China. Kebanyakan perusahaan tersebut tidak memindahkan produksi kembali ke negara asal, tetapi produksi tersebut justru dipindahkan ke negara-negara lain yang tidak masuk dalam kebijakan Trump.

Pandangan konstruktivis menganggap jika manusia merupakan pembentuk suasana atau keadaan itu sendiri sehingga perang dagang yang terjadi antar kedua negara tidak terlepas dari peran manusia. 

Pada kasus konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China ini, Trump telah menetapkan kebijakan terkait tarif sehingga berdasarkan pandangan konstruktivisme, peran utamanya adalah aktor negara dan aktor politik. 

Oleh karenanya, negara-negara yang di dalamnya terdapat aktor politik memiliki peran yang dominan daripada aktor lainnya karena negara memiliki kekuasaan untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam mempertahankan atau mencapai kepentingan-kepentingan suatu negara.

Selain itu, dalam kasus ini juga dapat dianalisa menggunakan konsep konstruktivis psikologi, yang di mana Trump memberikan pernyataan jika China telah mencuri, memanfaatkan, menentang, serta berusaha mengurangi keamanan dan kemakmuran Amerika Serikat. 

Dalam konstruktivis psikologi ini menekankan bagaimana seseorang memanfaatkan informasi, sumber daya maupun bantuan dari orang lain untuk membentuk dan menumbuhkan model mental atau taktik untuk menyelesaikan masalahnya. J

ika diperhatikan, secara tidak sadar, Trump berkemungkinan dapat memengaruhi banyak orang melalui pertanyaannya dan mengundang rasa kebencian antar sesama.

Dalam pandangan konstruktivisme, ditekankan bahwa kekuatan suatu negara diukur dari kapasitas militer dan ekonominya. Amerika Serikat dan China merupakan negara yang tergolong powerful, mulai dari segi ekonomi, militer, dsb. 

Karena hal tersebut, Amerika Serikat yang menganggap China sebagai ancaman nasional ingin mencegah hal yang tidak diinginkan dengan memberikan tarif impor produk China. Begitupun sebaliknya, China yang tidak terima mendapat perlakuan dari Amerika Serikat sehingga China juga mengambil tindakan. 

Masing-masing dari aktor tersebut tentunya memiliki kepentingan nasionalnya sendiri-sendiri dan tentunya berusaha membangun negaranya masing-masing, hal tersebut yang mendasari bagaimana konflik ini dapat terjadi.

Konflik berupa perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang awal mulanya pada tahun 2018 terjadi karena Presiden Amerika Serikat, yaitu Donald Trump memberikan kebijakan terkait tarif impor pada produk-produk China yang dianggap merugikan Amerika Serikat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun