Lama kelamaan, dengan upaya untuk menghindari kebijakan Trump tersebut, kebanyakan perusahaan memindahkan produksi mereka keluar China. Kebanyakan perusahaan tersebut tidak memindahkan produksi kembali ke negara asal, tetapi produksi tersebut justru dipindahkan ke negara-negara lain yang tidak masuk dalam kebijakan Trump.
Pandangan konstruktivis menganggap jika manusia merupakan pembentuk suasana atau keadaan itu sendiri sehingga perang dagang yang terjadi antar kedua negara tidak terlepas dari peran manusia.
Pada kasus konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China ini, Trump telah menetapkan kebijakan terkait tarif sehingga berdasarkan pandangan konstruktivisme, peran utamanya adalah aktor negara dan aktor politik.
Oleh karenanya, negara-negara yang di dalamnya terdapat aktor politik memiliki peran yang dominan daripada aktor lainnya karena negara memiliki kekuasaan untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam mempertahankan atau mencapai kepentingan-kepentingan suatu negara.
Selain itu, dalam kasus ini juga dapat dianalisa menggunakan konsep konstruktivis psikologi, yang di mana Trump memberikan pernyataan jika China telah mencuri, memanfaatkan, menentang, serta berusaha mengurangi keamanan dan kemakmuran Amerika Serikat.
Dalam konstruktivis psikologi ini menekankan bagaimana seseorang memanfaatkan informasi, sumber daya maupun bantuan dari orang lain untuk membentuk dan menumbuhkan model mental atau taktik untuk menyelesaikan masalahnya. J
ika diperhatikan, secara tidak sadar, Trump berkemungkinan dapat memengaruhi banyak orang melalui pertanyaannya dan mengundang rasa kebencian antar sesama.
Dalam pandangan konstruktivisme, ditekankan bahwa kekuatan suatu negara diukur dari kapasitas militer dan ekonominya. Amerika Serikat dan China merupakan negara yang tergolong powerful, mulai dari segi ekonomi, militer, dsb.
Karena hal tersebut, Amerika Serikat yang menganggap China sebagai ancaman nasional ingin mencegah hal yang tidak diinginkan dengan memberikan tarif impor produk China. Begitupun sebaliknya, China yang tidak terima mendapat perlakuan dari Amerika Serikat sehingga China juga mengambil tindakan.
Masing-masing dari aktor tersebut tentunya memiliki kepentingan nasionalnya sendiri-sendiri dan tentunya berusaha membangun negaranya masing-masing, hal tersebut yang mendasari bagaimana konflik ini dapat terjadi.
Konflik berupa perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang awal mulanya pada tahun 2018 terjadi karena Presiden Amerika Serikat, yaitu Donald Trump memberikan kebijakan terkait tarif impor pada produk-produk China yang dianggap merugikan Amerika Serikat.