Dalam ajaran Confucius, manusia adalah pusat semesta. Manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi harus bersama dengan manusia lain. Sebagai manusia, tujuan utama adalah mencapai kebahagian sebagai individu.Â
Untuk mencapai kebahagiaan ini adalah melalui kedamaian. Untuk mencapai kedamaian, Confucius menemukan hubungan antarmanusia terdiri atas 5 jenis hubungan yang didasarkan atas kasih dan kewajiban.Â
Lima jenis hubungan adalah antar pemimpin dan yang dipimpin, orang tua ke anak, suami ke istri, kakak ke adik, dan teman ke tman. Masing-masing jenis hubungan ini memiliki kewajiban yang harus dilakukan oleh "pesertanya".Â
Yang paling mendasar adalah bakti anak kepada orang tua, dimana konsep ini diperluas ke semua manusia. Memelihara kebaikan tertinggi, yaitu kemanusiaan dan rasa keterkaitan dengan orang lain.Â
Jika konsep ini diikuti, maka hubungan ini akan berada dalam keadaan harmoni. Dan kebahagiaan yang diidamkan dengan sendirinya akan tercapai.
Harapan dan keinginan kita dapat tercapai bila kita berhubungan dengan orang lain. Sederhananya, bila ingin diperlakukan baik dan menerima keberuntungan, kita harus melakukan hal yang baik pula kepada orang lain.Â
Hal inilah yang membuat orang Korea menumpuk batu di atas tumpukan yang sudah ada. Satu Doltap adalah hasil dari "kerja sama" antarmanusia.
Yang pasti, postingan di sosial media menjadi salah satu penyebabnya. Orang-orang banyak yang ikut-ikutan membuat sebagai tanda bahwa mereka sudah ke suatu tempat dan mereka sudah membuat aktivitas (yang sedang) popular ini.Â
Tak lupa (tentunya), mereka juga mem-posting-nya. Dapat dibayangkan dahsyat dampaknya ketika begitu banyak orang melakukannya.Â