Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Child Friendly ala Belanda, Jadikan Anak Belanda Paling Bahagia di Dunia

19 Juni 2020   12:36 Diperbarui: 20 Juni 2020   01:15 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Relativity| Sumber: dokpri
Relativity| Sumber: dokpri
Salah satu museum lainnya yang juga ramah anak adalah Escher in Het Paleis. Museum yang berada di Den Haag ini didedikasikan untuk M.C. Escher, seorang artis grafis ternama di dunia yang berasal dari Belanda. 

Ia terkenal akan keunikannya bermain dengan perspektif dan ruang, yang dapat dilihat pada salah satu mahakaryanya, "Relativity". 

Tergolong museum yang "serius", namun museum ini mencoba membuatnya menarik bagi anak, dengan membuat display yang interaktif. Yang paling mengasyikkan dari museum ini, adalah adanya aktivitas bagi anak untuk belajar tentang teknik linoleum. 

Salah satu teknik yang digunakan Escher dalam menghasilkan karya-karyanya. Linoleum adalah Teknik mencetak, dimana sebuah desain ditorehkan di lembar linoleum menggunakan alat (seperti pisau atau pahat), kemudian lembar yang sudah dipahat diberi tinta dengan menggunakan roller, kemudian ditempelkan di kertas atau kain. Sehingga desain yang tercetak adalah bagian yang tidak terpahat, dikenal dengan sebutan mirror image.

Belajar teknik Linocut|Sumber: dokpri
Belajar teknik Linocut|Sumber: dokpri
Bila museum yang "serius" saja bisa menjadi menarik bagi anak, bayangkan dengan museum sains dan teknologi yang tentunya sangat bisa dibuat interaktif dan menarik bagi anak. Seperti Nemo Science Museum di Amsterdam. 

Di museum ini, anak bisa mencoba segala eksperimen yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Anak bisa belajar tentang bunyi, tentang cahaya. 

Anak bisa membuat bubble besar yang mengelilingi tubuhnya. Menjadi ilmuwan, lengkap memakai jas dan kacamata yang biasanya dipakai bila ilmuwan sedang berada di laboratorium, melakukan eksperimen yang berhubungan dengan keseharian, seperti menyelidiki mengapa mencuci itu perlu memakai sabun. Atau belajar cara membuat bendungan. 

Belanda yang terkenal akan keahliannya menata air (mengingat negaranya yang berada di bawah permukaan air), memperkenalkan konsep bendungan dengan cara yang interaktif. Seharian di museum ini rasanya tak cukup untuk mencoba semuanya.

Berada di dalam bubble|Sumber: dokpri
Berada di dalam bubble|Sumber: dokpri
Tak hanya museum, kastil-kastil di Belanda juga memiliki cara untuk menarik dan secara tak langsung memberikan informasi kepada anak. Di Kastil Muiderslot misalnya, anak akan diberikan peta, dan ditugaskan untuk mencari apa yang tertulis di peta. 

Anak akan menjelajah kastil dan membaca informasi untuk menyelesaikan tugasnya. Bila selesai, sang anak akan "dilantik" menjadi ksatria. 

Sesuai dengan prosesi pelantikan ksatria jaman dulu, sang anak akan diminta berlutut, dan petugas kastil, yang kali ini berperan sebagai ratu/raja, akan menggunakan pedang (tentunya bukan pedang asli) dan mengetukkan pedang ini ke bahu kanan dan kiri si anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun