Memasuki bulan Juli adalah saat di mana kita bisa melihat buah kaktus mulai dijajakan, di pasar maupun pinggir jalan di Maroko. Sesuai dengan namanya, buah kaktus adalah buah yang dihasilkan dari kaktus.
Nama ilmiahnya adalah Opuntia. Dikenal juga dengan sebutan buah "pir berduri", karena bentuk dan ukurannya seperti buah pir. Rasanya manis. Asal buah ini adalah dari daerah Amerika Selatan. Banyak ditemukan terutama di Meksiko.
Buah ini sampai ke Maroko pada sekitar tahun 1770, dan menyatu dengan kehidupan masyarakat Maroko. Buah ini biasanya juga dinikmati pada saat berbuka puasa.
Perlu waktu 2 sampai 3 tahun dari mulai menanam sampai kaktus bisa menghasilkan buah. Tetapi, begitu memasuki usia matang, yaitu sekitar 8 tahun, pohon ini bisa menghasilkan 200 buah per tanaman.
Untuk memanen buah ini, tinggal dipetik. Bila sudah matang, yang ditandai dengan warna buah yang merah, akan lebih mudah dibanding memetik buah yang masih muda, yang berwarna kehijauan. Menikmati buah ini perlu sedikit perjuangan.Â
Atau bila ingin cara cepat, cukup dekatkan duri buah kaktus ke api. Bila buah sudah bersih dari duri, kita bisa mulai mengupasnya dengan menggunakan pisau.Â
Bila kebanyakan buah bisa langsung dinikmati setelah dilepas kulitnya, tidak demikian halnya dengan buah kaktus. Masih ada tantangan berikutnya, yaitu menghindari bijinya.Â
Buah ini memiliki banyak biji. Bijinya tidak bisa digigit karena keras, walaupun kalau tertelan tidak membahayakan. Cara termudah adalah mem-blender buah termasuk bijinya sampai semuanya halus.Â
Cara berikutnya, cara yang paling sederhana, adalah kunyah buah dan buang bijinya. Walaupun sebetulnya, kandungan nutrisinya banyak terdapat di bijinya.Â
Keuntugan membeli buah ini di Maroko salah satunya adalah, tukang buahnya akan mengupaskan buah ini dan kita tinggal memakannya. Dan biasanya yang membeli akan langsung makan di tempat.
Buah kaktus ini memiliki banyak manfaat, diantaranya membantu dalam mengatasi tekanan darah tinggi, diabetes type 2, kanker, obesitas dan menurunkan kolesterol.Â
Juga memiliki antivirus, antibaketri, dan antioksidan. Minyaknya yang kaya akan vitamin E, A, C, Omega 6 dan magnesium membuatnya sangat bagus untuk perawatan kulit dan rambut.Â
Minyak buah kaktus ini terbukti efektif mencegah penuaan kulit, juga untuk menyembuhkan dan memperbaiki kulit, rambut dan kuku. Karena khasiatnya yang luar biasa ini, minyak ini sampai disebut sebagai elixir, ramuan yang dipercaya mempunyai daya magis. Â
Keinginan orang untuk selalu terlihat muda membuat membuat minyak ini menjadi buruan dan mereka tak masalah membayar mahal untuknya.Â
Khasiat minyak buah kaktus ini belum terlalu lama diketahui. Namun sebenarnya, perempuan suku Berber Maroko sudah sejak jaman dahulu menggunakan minyak ini dalam membantu merawat kulit mereka.Â
Hidup di tengah iklim kering dan panas tentunya memerlukan perawatan khusus, dan alam selalu bermurah hati memenuhi apa yang diperlukan. Buah kaktus yang tumbuh di iklim ini, adalah salah satu contohnya.Â
Minyak kaktus asal Maroko adalah salah satu yang terkenal. Harganya luar biasa. Untuk 15 ml minyak ini, dijual dengan harga USD 45 (sekitar Rp 650.000). Tak heran sebetulnya, bila kita melihat proses pembuatannya.Â
Diperlukan 1 ton buah kaktus untuk menghasilkan 1 liter minyaknya. Saat ini, minyak kaktus menempati posisi tinggi dalam dunia kecantikan dan kosmetik. Ia masuk dalam golongan perawatan kulit organik mewah.
Pekerjaan ini dapat dilakukan oleh siapa saja.  Para perempuan di Maroko banyak yang menggunakan kesempatan ini. Mereka bisa menjadi pemetik buah, dimana mereka dibayar sekitar USD 4 (Rp 55.000) per kilogram yang mereka kumpulkan. Atau  mereka bisa bekerja di pabrik pengolahan buah kaktus, pengupasan kulit, pemisahan biji dari daging buahnya.Â
Daging buah diolah menjadi selai dan bijinya akan dihaluskan untuk menghasilkan minyak. Para perempuan ini bisa mendapatkan tambahan penghasilan yang digunakan untuk kebutuhan keluarga, yang mana salah satunya untuk membiayai pendidikan anak, yang diharapkan kelak menjadi bekal untuk memutus mata rantai kemiskinan.Â
Musim panen yang cukup panjang, yang berlangsung dari bulan Juli sampai Desember seakan memberi dukungan pagi para perempuan ini.
Begitu khasiatnya terungkap dan nilainya menjadi tinggi, urutan tujuan menggumpulkannya pun berubah. Utamanya adalah untuk dijual, sisanya untuk dimakan. Dan pastinya, jatah untuk hewan ternak jadi berkurang.
Banyak hal menarik dari buah kaktus ini: Bagaimana pentingnya peran ilmu pengetahuan dan penelitian yang membuat orang jadi tahu manfaat buah ini. Bagaimana industri, terutama industri kesehatan dan kecantikan menggunakan dan menjadikannya komoditas ekslusif.Â
Yang mana hal-hal tersebut membawa perubahan bagi buah ini. Ia "naik kelas". Dari yang digunakan sebagai makanan ternak hingga sekarang dinobatkan menjadi salah satu elixir termahal di dunia.
Buah kaktus juga ini mengingatkan saya akan dua peribahasa bijak. "Tak kenal maka tak sayang", dimana buah kaktus membukikannya bahwa bila kita kenal dengannya (manfaat dan khasiatnya), kita jadi jatuh sayang padanya.Â
Juga satu pepatah lagi "Don't judge the book by its cover (terjemahan bebas: Jangan menilai sesuatu dari penampilan luarnya saja"). Walaupun penampilannya tidak seelok buah lainnya, malah ada duri dan banyak bijinya, ternyata buah ini malah memberikan banyak manfaat bagi yang memakannya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI